• Beranda
  • Berita
  • Pengamat: Jokowi sedang menciptakan rekonsiliasi

Pengamat: Jokowi sedang menciptakan rekonsiliasi

22 Oktober 2019 14:19 WIB
Pengamat: Jokowi sedang menciptakan rekonsiliasi
Presiden Joko Widodo kembali kembali terima tamu kenegaraan hingga relawan usai pelantikan dirinya sebagai Presiden periode kedua di Istana Merdeka, Minggu (20/10/2019). ANTARA/Hanni Sofia/aa.
Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Mihkael Bataona mengatakan, Jokowi sedang menciptakan rekonsiliasi politik dengan cara merangkul oposisi.

"Apa yang dilakukan Jokowi saat ini adalah bagian dari strategi untuk menciptakan rekonsiliasi, karena Indonesia sudah terlalu lama terbelah sejak 2016 dalam Pilkada DKI," kata Mikhael Bataona, di Kupang, Selasa.

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan fenomena politik setelah masuknya Prabowo Subianto dalam Kabinet Kerja Jokowi jilid II, dan bagaimana sebuah pemerintahan tanpa adanya kritikan dari partai oposisi.

Masuknya Prabowo ke dalam kabinetnya Jokowi menjadi sebuah fenomena politik yang sangat menarik dicermati

Baca juga: Pengamat: Akan ada dua matahari dalam kabinet Jokowi

Baca juga: Komunikonten: Prabowo masuk kabinet riuh medsos berkurang

Baca juga: Profesor LIPI: Komposisi menteri jangan menafikan aspirasi publik


Menurut dia, mereka yang kalah dan yang menang pun bisa menjadi oposisi dalam momentum politik tertentu terkait isu tertentu.

Untuk itu, strategi Jokowi yang sedang merangkul seteru menjadi kawan, tidak akan pernah mengurangi kekritisan masyarakat.

Justru menurut dia, hal yang paling menakutkan adalah sebagai oposisi adalah warga maya atau warga media sosial, karena kita tahu bahwa dalam politik, yang hari ini oposisi juga bisa menjadi sangat jinak karena kepentingan mereka diakomodir.

Demikian juga, yang sekarang menjadi kawannya Jokowi bisa saja nanti menjadi lawan di tengah jalan, karena kepentingan mereka sudah tidak sejalan.

Karena itu, bagi saya, yang menjadi masalah saat ini bukan hilangnya partai oposisi untuk melakukan koreksi terhadap pemerintahan, tetapi kekecewaan berjemaah dari para cebong dan kampret.

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019