"Mereka (para petinju Afsel) tentunya punya kemampuan yang sangat baik. Artinya mereka untuk bisa datang bertanding keluar negara mereka tentu ada risiko yang besar buat mereka," kata Daud saat ditemui di wilayah Senayan, Jakarta, Selasa sore.
Sejauh ini Daud memiliki catatan yang cukup baik saat berhadapan dengan petinju asal Afsel. Pada pertarungan melawan Simpiwe Vetyeka untuk perebutan gelar kelas bulu versi International Boxing Organization (IBO) pada April 2013 di Jakarta, Cino dipaksa kalah TKO.
Pada Desember di tahun yang sama, Daud kembali berhadapan dengan petinju Afsel, Sipho Taliwe, untuk perebutan gelar kelas ringan IBO. Pada laga yang dihelat di Perth, Australia, tersebut, Daud mendulang kemenangan angka setelah bertarung selama 12 ronde.
Baca juga: Daud dan Ongen belum targetkan KO untuk perebutan gelar IBA
Saat ditanyai mengenai kesiapannya, Daud menyatakan bahwa pihaknya telah mencapai 70 persen. Daud sendiri melakukan persiapan untuk menghadapi pertarungan tersebut dengan berlatih di bawah bimbingan Pino Bahari di Bali.
Baca juga: Daud Yordan belum melihat dan mempelajari rekaman pertarungan Moekoena
"Masih ada 30 persen yang harus kami lakukan dan program sudah masuk ke latih tanding. Latih tanding dilakukan agar tidak kaget saat berhadapan dengan lawan, dan lawan-lawan latih tanding (gaya bertarungnya) menyerupai lawan, sehingga nanti terbiasa," tutur petinju 32 tahun itu.
Petinju kelahiran Sukadana, Kalimantan Barat, itu terakhir kali bertarung pada Agustus silam. Saat itu ia menaklukkan petinju Thailand Aekkawee Kaewmanee di Pattaya, Thailand, untuk merebut gelar kelas ringan super versi WBC. Saat ini, ia memiliki rekor 39 kali menang (27 KO) dan empat kali kalah.
Baca juga: Daud Yordan mulai fokus latihan dengan mitra tanding
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019