Presiden Joko Widodo menjelaskan Kabinet Indonesia Maju akan meneruskan program-program yang telah berjalan.Semua harus serius dalam bekerja, saya pastikan yang nggak serius, nggak sungguh-sungguh, hati-hati bisa saya copot di tengah jalan
"Kita akan melanjutkan dari yang sebelumnya. Yang jelas kita akan kejar pertama berkaitan dengan defisit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan kemudian membuka lapangan pekerjaan yang ini akan kita lakukan dengan menarik investasi sebanyak-banyaknya," kata Presiden dalam jumpa pers di depan halaman Istana Merdeka Jakarta pada Rabu siang.
Jokowi berharap hal tersebut akan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.
Baca juga: Presiden lantik menteri dan pejabat setingkat Kabinet Indonesia Maju
Selain itu, sektor lain yang difokuskan yakni reformasi birokrasi yang harus dilakukan secara konkrit. Perizinan dan sistem yang rumit perlu disederhanakan dan diperkuat, tutur Jokowi.
"Kemudian tentu saja prioritas utama kita lima tahun kedepan adalah pembangunan sumber daya manusia, hal-hal yang berkaitan dengan itu harus digarap secara bersama-sama sehingga memunculkan sebuah daya saing, memunculkan sebuah competitiveness index yang meloncat lebih baik dan yang paling akhir penggunaan APBN yang fokus dan terarah," ujar Presiden.
Selain itu, hambatan kepada peningkatan investasi akan diperbaiki dengan menggunakan skema omnibus law.
Baca juga: Belasan menteri dipercaya Jokowi tetap jabat lembaga sama
Presiden telah melantik 38 tokoh sebagai menteri dan pejabat setingkat menteri.
Jokowi saat pengenalan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju menekankan pembantunya untuk tidak korupsi, menjalankan visi misi Presiden dan Wakil Presiden, bekerja keras, cepat dan produktif, serta tidak terjebak rutinitas, dan selalu memeriksa masalah di lapangan untuk menemukan solusi.
"Semua harus serius dalam bekerja, saya pastikan yang nggak serius, nggak sungguh-sungguh, hati-hati bisa saya copot di tengah jalan," demikian Presiden menegaskan.
Baca juga: Istana Negara penuh sesak saat pelantikan para menteri
Baca juga: Tak masuk kabinet, "Bu Susi" jadi topik populer di Twitter
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019