"Huntap bantuan beberapa negara ASEAN yang diberikan melalui AHA Center ada 100 unit. Awalnya 75 dan bertambah 25 menjadi 100 unit," kata Ketua tim untuk proyek Sulawesi Tengah AHA Canter, Mirza Muhhammad.
Ia menyebut 100 unit huntap tersebut merupakan bantuan dari Filipina dan Brunei Darussalam dan telah disepakati sejak beberapa waktu lalu.
Dalam kunjungan yang diikuti perwakilan kedutaan besar Filipina dan Brunei Darussalam itu, ia menargetkan pembanguman huntap tersebut selesai tahun ini juga.
Baca juga: PMI latih petugas tanggap bencana dari 10 negara ASEAN
"Pengerjaan 75 huntap ini kita upayakan selesai paling lambat akhir bulan Desember tahun ini," katanya.
Sementara itu Wali Kota Palu, Hidayat saat menerima kunjungan perwakilan AHA Center dan kedutaan Filipina dan Brunei Darussalam di ruang kerjanya mengaku bersyukur atas bantuan huntap untuk korban gempa, tsunami dan likuefaksi 28 September 2018 lalu itu.
Baca juga: Dua negara ASEAN bantu bangun hunian korban gempa Palu
"Huntap bantuan AHA Centre nantinya berada di pinggir jalan raya karena kita baru membuka akses jalan selebar 40 meter dari belakang Kampus Universitas Tadulako di lokasi pembangunan huntap hingga tembus di Kelurahan Talise," katanya.
Hidayat menjelaskan hampir 55.000 unit rumah rusak saat bencana tersebut terjadi dan sekitar 6.000 Kepala Keluarga (KK) yang akan direlokasi ke kawasan itu.
Hingga kini ia menyebut bantuan huntap yang pasti diberikan untuk pengungsi bencana di Palu antara lain 1.500 unit bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, 200 unit dari Kementerian PUPR, 100 unit dari AHA Center, 11 unit dari Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) dan puluhan unit diberikan langsung oleh sejumlah pemerintah kota di Indonesia.
"Olehnya harapan kami, negara-negara ASEAN juga turut membantu. Apalagi sampai sekarang masih ada sekitar 300 KK lebih yang masih tinggal di tenda-tenda pengungsian dan sekitar 40.000 jiwa sudah tinggal di huntara (hunian sementara)," ucapnya.
Baca juga: AHA Centre selenggarakan seminar Menuju One ASEAN One Response
Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019