Kalangan pengusaha angkutan truk di DKI Jakarta mengeluhkan penurunan produktivitas usaha imbas kemacetan lalu lintas menjelang kenaikan Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta 2020.
"Selama kurun 5 tahun terakhir produktivitas kami turun 30 sampai 40 persen karena ritase truk yang terhambat kemacetan selama proses pembangunan infrastruktur yang masif di Jakarta," kata Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Kyatmaja Lookman, di Jakarta, Kamis siang.
Rencana kenaikan UMP DKI Jakarta 2020 sebesar 8,51 persen dari yang berlaku saat ini Rp3,9 juta per bulan dirasa kalangan pengusaha angkutan truk sangat memberatkan.
Baca juga: Pelaku pemalakan sopir truk di Cakung ditangkap sejam setelah viral
Baca juga: Truk terguling di ruas Tol Jakarta-Cikampek akibat kelebihan muatan
Baca juga: TPU Pondok Ranggon butuh tambahan enam mobil tangki air
Baca juga: Pelaku pemalakan sopir truk di Cakung ditangkap sejam setelah viral
Baca juga: Truk terguling di ruas Tol Jakarta-Cikampek akibat kelebihan muatan
Baca juga: TPU Pondok Ranggon butuh tambahan enam mobil tangki air
Tercatat sekitar 18.000 unit truk milik 870 pengusaha di Jakarta yang tergabung dalam Aptrindo mengalami penurunan produktivitas usaha.
"Bila satu truk dipegang satu supir, saat ini ada sekitar 18.000 pegawai yang akan mengalami peningkatan pendapatan bulanan pada 2020 sekitar Rp4,2 juta," katanya.
Sebelum proyek infrastruktur di Jakarta bergulir, kata dia, ritase angkutan truk di Jakarta bisa mencapai 20 hingga 25 perjalanan per bulan.
"Sejak terjadi kemacetan, ritase kami paling 12 sampai 16 perjalanan per bulan," katanya.
Proyek infrastruktur yang dimaksud di antaranya pembangunan Tol Jakarta Elevated, kereta cepat Jakarta-Bandung, jalur Light Rapid Transit, hingga pedestrian.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019