Bentoel Group ekspor 2800 ton tembakau

24 Oktober 2019 17:17 WIB
Bentoel Group ekspor 2800 ton tembakau
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai Malang Rudy Hery Kurniawan, Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan dan Cukai Kanwil DJBC (Direktorat Jenderal Bea dan Cukai) Jatim II, Koento Wijanarko dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Malang, Nurbaeti Munawaroh melakukan pengguntingan pita menandai pengiriman 2800 ton tembakau asal Kabupaten Malang ke sejumlah negara, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (22/10/2019) (Dokumentasi Bentoel Grup)
Produsen produk tembakau Bentoel Group melakukan ekspor Dry Ice Expanded Tobacco (DIET) ke beberapa negara, yakni ke Korea, Singapura, Vietnam, Pakistan, Sri Lanka dengan volume hingga Oktober 2019 mencapai 2800 ton.

Presiden Komisaris Independen Bentoel Group, Hendro Martowardojo mengatakan, pencapaian ini merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mendukung program ekspor pemerintah dan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kami menggunakan teknologi unik yang dapat mengembangkan tembakau hingga 110 persen dari kondisi semula. Sampai akhir tahun ini, pengiriman produk DIET Bentoel Group diperkirakan akan mencapai 3500 ton,” ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Penjualan Museum Sejarah Bentoel untuk pengembangan bisnis

Pabrik yang berlokasi di Desa Randuagung, Kabupaten Malang dengan total nilai investasi sebesar Rp293 miliar dan mulai dioperasikan 2018 itu memiliki kapasitas produksi hingga 5000 ton per tahun.

Pabrik tersebut merupakan salah satu dari empat pabrik DIET milik British American Tobacco (BAT) di dunia, selain di Jerman, Inggris, dan Meksiko.

Menurut dia, sampai tahun ini, secara keseluruhan Bentoel Group telah memperluas ekspor produknya, baik secara langsung maupun tidak langsung, hingga ke 19 negara, termasuk ke negara Jepang dan Korea yang menerapkan standar yang sangat tinggi dan regulasi yang ketat terkait dengan produk tembakau.

Negara-negara tujuan ekspor Perusahaan di antaranya adalah Malaysia, Taiwan, Singapura, Hong Kong, dan Kamboja.

Baca juga: Bentoel pastikan tak PHK karyawan SKT

Hendro menambahkan, dari tahun ke tahun, perusahaan telah melakukan investasi dalam pengembangan fasilitas modern untuk peningkatan kapasitas produksi seperti 2013 hingga 2018 senilai hampir Rp5 triliun melalui pengadaan mesin-mesin produksi dan berbagai aset tetap.


Di tempat yang sama, Legal and External Affairs Director Bentoel Group, Mercy Francisca Hutahaean mengatakan, perusahaan akan terus melanjutkan program-program untuk mendukung peningkatan ekspor.

"Kami memberikan apresiasi atas dukungan Pemerintah dan berharap agar kebijakan-kebijakan yang terkait industri tembakau, termasuk kebijakan mengenai cukai dan ekspor, yang akan diterbitkan tahun ini dan tahun-tahun mendatang, dapat lebih mendukung pertumbuhan dan persaingan usaha yang sehat di kalangan pelaku usaha, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,”katanya.
 

Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019