"Kami perlu memetakan skema pemulihan, tetapi masalahnya justru semakin dalam," kata salah satu sumber tentang masalah yang dihadapi Nissan, Rabu (23/10).
Pemangkasan merek yang kurang memberikan keuntungan untuk perusahaan itu disebut sebagai "rencana pemulihan kinerja".
Pelepasan Datsun juga dianggap sebagai terobosan tajam strategi Nissan untuk mengejar target penjualan di Amerika Serikat dan pasar utama lainnya.
Baca juga: Nissan transformasi empat diler di Jabodetabek
Sumber itu mengatakan Nissan kemungkinan akan menghentikan produksi Nissan Titan versi diesel dan kabin tunggal karena tidak memberikan keuntungan.
Sementara, narasumber kedua mengatakan pabrik Datsun di beberapa negara kecuali China, sedang dipantau oleh kantor pusat, dan kemungkinan akan dibatasi produksinya.
Sumber itu juga mengatakan, tidak ada rencana Nissan untuk menutup seluruh pabrik atau menarik operasi mereka dari negara mana pun.
"Kami berusaha untuk membersihkan apa yang telah terjadi pada masa lalu," kata salah satu sumber yang menambahkan bahwa di bawah Ghosn, Nissan berusaha memenuhi target penjualan.
Baca juga: Pilihan mobil harga Rp150 jutaan
Sumber itu mengatakan bahwa tujuan utama rencana pemangkasan merek itu adalah demi memusatkan fokus perusahaan pada pasar Amerika Serikat dan China.
Datsun merupakan merek yang dihidupkan kembali pada era Ghosn untuk pasar negara berkembang setelah perusahaan itu menghentikan merek Datsun pada 1980-an. Pusat produksi Datsun tersebar di Indonesia, India, dan Rusia.
Di Indonesia, misalnya, setelah melewati awal yang baik, penjualan Datsun justru memakan penjualan produk utama Nissan.
"Kami akhirnya mendorong dua merek utama di dalam sebuah pasar dengan pangsa pasar satu atau dua persen. Anda tidak bisa melakukan itu," kata salah satu sumber yang menambahkan bahwa hasil yang sama diraih di India, Afrika Selatan dan Rusia.
Namun, Nissan menolak memberikan berkomentar terkait rencana pelepasan merek Datsun itu.
Baca juga: Datsun Indonesia tempuh jalur modifikasi tarik minat konsumen muda
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019