Direktur Hubungan Antarlembaga dan Kerja Sama BPIP, Elfrida Herawati Siregar, di Surabaya, Kamis, mengatakan, permainan tradisional yang sarat nilai Pancasila di antaranya hompimpa yang mengingatkan kepada Tuhan YME serta gobak sodor mengajarkan rasa solidaritas dan gotong royong.
"Kami ingin membumikan Pancasila dengan metode permainan untuk menunjukkan Pancasila bisa diajarkan dengan riang, tidak harus serius dalam ruang kelas. Di luar ruang kelas juga bisa," ujar dia.
Permainan tradisional disebutnya juga dapat menambah interaksi anak-anak dengan teman-teman di lingkungannya. Dengan begitu, anak dapat belajar perbedaan satu sama lain tetapi tetap bermain bersama.
Juga baca: Permainan tradisional cegah ketergantungan gawai pada anak
Juga baca: Mendikbud ajak masyarakat lestarikan permainan tradisional
Juga baca: Permainan tradisional perlu diaktifkan tekan prilaku anak tidak pantas
"Budaya kita bumi Nusantara itu dipakai untuk mengingatkan jati diri di situ. Jangan tergoda pengaruh budaya luar. Orang luar saja menghargai budaya kita sampai dipelajari," kata Elfrida.
Secara terpisah, Sekretaris Pengurus Daerah XIII Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI/Polri (FKPPPI) Jawa Timur, Tony Hartono, berpendapat tatanan masyarakat sudah berubah.
Nilai gotong royong tergerus dengan menurunnya interaksi antaranggota masyarakat.
"Budaya masyarakat terpengaruh media sosial dan digitalisasi. Pengaruh dari luar orang diajak konsumtif, ini mempengaruhi perubahan kultur masyarakat," ucap Hartono.
Untuk itu, digalakkannya permainan tradisional, seperti gobak sodor dengan nilai filosofi gotong royong dan kebersamaan dinilainya cara yang baik untuk mengubah perilaku masyarakat.
Keluarga TNI merupakan salah satu elemen masyarakat yang menjadi rekan kerja sama BPIP dalam menyosialisasikan dan membumikan nilai-nilai Pancasila.
Pewarta: Dyah Astuti
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019