Tahun ini diikuti 551 atlet dan 157 ofisial dari 24 provinsi, kata Ketua Panitia Kejurnas NPC Indonesia 2019 Rima Ferdianto di Solo, Jumat.
Menurut Rima, tahun ini memperlombakan enam cabang olahraga yakni atletik, renang, basket kursi roda, boccia, angkat berat, tenis meja, dan angkat berat.
Ke-24 provinsi itu adalah Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, DI.Yogyakarta.
Kemudian, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Papua.
Sedangkan venue pertandingan, kata Rima, adalah Stadion UNS Kentingan Solo, Hotel Lorin, GOR UNS Kentingan, GOR FKOR UNS Manahan,Kolam Renang Tortomoyo Manahan, dan Hartono Mall Solobaru Sukoharjo.
Baca juga: Ikhlas jadi titik balik Fadli tetap berkarir sebagai atlet
Menurut dia, kejurnas ini merebutkan 354 medali emas, 354 perak, 434 perunggu. Kejurnas ini adalah agenda rutin tahunan yang digelar NPC yang juga bersamaan dengan Pemusatan Latihan (Pelatnas) APG X 2020 di Manila.
Namun, kata dia, Kejurnas NPC Indonesia adalah ajang mencari bibit-bibit muda untuk regerasi seniornya yang kini sedang menjalani Pelatnas yang dipusatkan di Solo.
"Atlet Kejurnas ini, yang meraih medali emas tidak serta merta langsung bisa masuk pelatnas APG Manila. Karena, atlet pelatnas sudah melalui seleksi sebelumnya. Kecuali, atlet yang benar-benar istimewa berprestasi baru bisa dipertimbangkan masuk kontingan yang dipersiapkan APG Manila," kata dia.
Solo dipilih sebagai penyelenggara karena pertimbangan fasilitas venue, peralatan berkualitas internasional, dan sumber daya manusia.
Pada Kejurnas di Solo ini, ada atlet pelatnas yang ikut bertanding sebagai ajang pemanasan, tetapi dibatasi pada satu nomor.
Kejurnas NPC Indonesia 2019 dibuka oleh Ketua Bidang Pembinaan Prestasi NPC Indonesia Sapto Kunto Purnomo di Hotel Lorin, Kamis malam kemarin.
Baca juga: Jendi Pangabean kejar limit Paralympics Tokyo
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2019