Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,20 persen menjadi 97,8311 pada pukul 15.00 waktu setempat (19.00 GMT).
Sterling berada di bawah tekanan karena ketidakpastian Brexit berlanjut.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Kamis (24/10/2019) menyerukan pemilihan umum awal pada 12 Desember, dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan politik atas Brexit.
Baca juga: Menlu: Jerman terbuka untuk penundaan Brexit jangka pendek
Langkah itu terjadi beberapa hari setelah undang-undang Brexit berada dalam limbo setelah anggota parlemen menolak rencana Johnson untuk meloloskannya melalui Majelis Rendah parlemen dalam tiga hari.
Namun penguatan dolar AS sedikit tertahan oleh data ekonomi suram. Indeks sentimen konsumen Amerika Serikat direvisi turun menjadi 95,5 pada Oktober dari pembacaan awal 96, University of Michigan mengatakan pada Jumat (25/10/2019).
Pada akhir perdagangan New York pada Jumat (25/10/2019), euro jatuh menjadi 1,1080 dolar AS dari 1,1107 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2829 dolar AS dari 1,2863 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,6820 dolar AS dari 0,6821 dolar AS.
Dolar AS dibeli 108,68 yen Jepang, lebih tinggi dari 108,61 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9941 franc Swiss dari 0,9920 franc Swiss, dan jatuh menjadi 1,3061 dolar Kanada dari 1,3071 dolar Kanada.
Baca juga: Dolar AS menguat di tengah penurunan sterling
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019