Jonatan sempat tertinggal pada gim pertama, yang menurutnya akibat tak bisa keluar dari tekanan lawannya, selain menciptakan kesalahan sendiri yang justru menguntungkan lawannya.
"Di gim pertama tadi saya banyak melakukan kesalahan. Dan di gim kedua saya mencoba bermain lebih baik dari gim pertama," kata Jonatan menjelaskan, sebagaimana keterangan resmi PP PBSI di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Jonatan amankan tiket final dengan kemenangan dramatis
Gim kedua berlangsung lebih ketat. Jonatan yang beberapa kali poinnya berhasil unggul, terus dikejar oleh Axelsen. Beruntung akhirnya ia berhasil merebut kemenangan dengan skor tipis 22-20.
Pada gim penentu, Jonatan sempat unggul tipis di awal dengan 2-0 dan 5-3. Namun Axelsen menyusul, posisi pun berbalik menjadi 5-10, 9-16, Jonatan tertinggal.
Posisi Jonatan kian tersudut namun Jonatan bisa bangkit mengejar ketertinggalan dan menang 21-19.
Baca juga: Kevin/Marcus ingin hasil lebih baik di French Open 2019
Baca juga: Minions lolos ke final kedua bulan ini
"Yang saya lakukan tadi hanya berdoa dan tidak putus asa. Pada posisi 10-19 saya tahu Viktor kram. Jadi saya mencoba main lebih sabar, main reli dan tidak langsung menyerang lawan," pungkas Jonatan.
Di babak final, Jonatan akan berhadapan dengan Chen Long (China). Jonatan tercatat belum pernah merebut satu kemenangan pun dari tujuh kali pertemuan. Terakhir di Malaysia Open 2019, Jonatan kalah 21-12, 10-21, 15-21.
"Head to head saya 0-7 dengan Chen Long. Tahun lalu (French Open 2018) saya kalah di perempat final. Saya hanya ingin berusaha melakukan yang terbaik saja buat besok," kata Jonatan.
Baca juga: Perjuangan Ginting disudahi Chen Long di semi final French Open
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019