Dalam pernyataan yang dimuat atas nama pejabat tinggi Korea Utara, Kim Yong Chol, KCNA mengatakan bahwa Amerika Serikat akan salah jika menyepelekan batas waktu satu-tahun karena "hubungan pribadi yang dekat antara" Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Kim Jong Un sudah menentukan akhir tahun sebagai tenggat perundingan pelucutan senjata nuklir (denuklirisasi) dengan Washington.
Kim Yong Chol adalah utusan perundingan nuklir Korut dengan Amerika Serikat sebelum pertemuan puncak yang kedua antara Trump dan Kim Jon Un di Vietnam pada Februari berakhir dengan kegagalan.
Kim Yong Chol mengatakan Amerika Serikat selama ini menekan Korea Utara dengan "cara yang lebih licik dan ganas" dan justru tidak mengindahkan imbauan Korea Utara agar Washington mengambil pendekatan baru.
Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat juga terus-menerus menekan negara-negara lain untuk menerapkan sanksi-sanksi PBB terhadap Korea Utara.
Pernyataan Kim Yong Chol itu menyebutkan bahwa ia berharap hubungan AS-Korea Utara tidak menekankan bahwa "yang ada ialah musuh permanen, bukan teman permanen."
Pernyataan itu dikeluarkan hanya beberapa hari setelah Korea Utara meminta Korea Selatan membongkar berbagai fasilitas miliknya dari Mount Kumgang, kawasan tempat berlibur di Korea Utara.
Pengelolaan kawasan itu merupakan simbol utama kerja sama, yang baru-baru ini dikritik Pyongyang dengan sebutan "lusuh" dan "kapitalis."
Korea Utara pada Jumat (25/10) mengirim nota kepada Kementerian Penyatuan Korea Selatan yang berisi permintaan agar Korsel melaksanakan pembongkaran. Selain itu, Korut ingin berdiskusi melalui pertukaran dokumen, kata Kementerian.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korut minta AS, Korsel beri solusi baru akhiri konflik
Baca juga: Perunding: Pembicaraan Korut-AS terhenti
Baca juga: KCNA: Korut nyatakan berhasil uji coba rudal balistik dari kapal selam
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019