• Beranda
  • Berita
  • Akademisi: perlu terobosan kebijakan hadapi tantangan global

Akademisi: perlu terobosan kebijakan hadapi tantangan global

28 Oktober 2019 15:18 WIB
Akademisi: perlu terobosan kebijakan hadapi tantangan global
Ilustrasi - Petugas menyampaikan informasi kepada pelanggan tentang layanan Garda Mobile Otocare di Garda Center, Kota Kasablanka, Jakarta, Senin (13/11). Asuransi Astra meningkatkan layanan dengan aplikasi Garda Mobile Otocare untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di era digitalisasi seperti pengingat jatuh tempo polis asuransi, servis berkala dan emergency yang diakses melalui gawai. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/pd/17 - (jatim.antaranews.com)

Aspek pertama adalah ekonomi. Luar biasa tantangan kita. Pada masa depan kita tidak lagi mengandalkan sumber daya alam (SDA) sebab semua SDA akan berkurang,

Dosen Program Studi Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Dr Agus Heruarto Hadna mengatakan Indonesia menghadapi tantangan global yang  mengkhawatirkan sehingga memerlukan terobosan kebijakan untuk mengatasi tantangan tersebut.

Melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin, ia mengatakan langkah-langkah antisipasi mutlak diperlukan agar Indonesia mampu menghadapi berbagai kendala yang menghadang di depan.

“Aspek pertama adalah ekonomi. Luar biasa tantangan kita. Pada masa depan kita tidak lagi mengandalkan sumber daya alam (SDA) sebab semua SDA akan berkurang," katanya.

Jadi, tambahnya, mau tidak mau harus mengandalkan keunggulan komparatif bangsa Indonesia dan yang harus ditingkatkan adalah keunggulan kompetitif.

Keunggulan kompetitif itu adalah penguasaan teknologi tinggi melalui digitalisasi, lanjutnya, di sisi lain industri digital di Indonesia menjadi pasar besar yang menjadi potensi melimpah yang harus dioptimalkan.

Baca juga: Sri Mulyani: RI fokus jaga konsumsi domestik, hadapi tantangan global

"Apalagi Indonesia menjadi salah satu negara di Asia yang berpeluang terhadap pasar digital. Teknologi digital bersifat populis sehingga sangat mungkin untuk dioptimalkan," katanya.

Hadna, menyayangkan, penguasaan teknologi di Indonesia masih jauh dari harapan sedangkan riset belum menjadi dasar bagi pembangunan Indonesia.

Aspek kedua, kata dia, adalah perekonomian dunia ke depan yang sangat tidak pasti yang harus direspons segera, utamanya melalui digitalisasi untuk menopang ekonomi Indonesia.

“Pemerintah harus bisa mengembangkan kebijakan perekonomian yang inovatif dengan berbagai terobosan atau breakthrough. Kebijakan-kebijakan ekonomi tidak boleh dipandang sebagai business as usual, harus ada terobosan besar," ujarnya.
Baca juga: Pemerhati: Mendikbud baru, digitalisasi pendidikan makin baik
 

Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019