"Semuanya tahu bahwa negara kita Indonesia ini adalah negara yang berada di kawasan Cincin Api, artinya apa, kalau sudah berada di kawasan Cincin Api, yang namanya tsunami, yang namanya gempa, itu berada di lingkungan kita," katanya saat meninjau posko pengungsian korban gempa di Desa Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah, Selasa.
Presiden mengatakan bahwa bencana bisa terjadi di mana saja, tidak hanya di Maluku Tengah, tetapi di berbagai wilayah Indonesia. Ia lalu mengingatkan besarnya skala bencana yang pernah melanda wilayah Aceh, Padang, Bengkulu, Lampung, Banten, hingga Yogyakarta.
"Setahun dua tahun lalu di Nusa Tenggara, setahun lalu di Palu-Donggala," katanya.
Ia mengatakan bahwa semua tidak ingin bencana terjadi dan selalu berdoa agar terhindar dari segala bentuk bencana.
"Tetapi kalau memang Allah berkehendak, ya kita harus menerima dan siap," katanya.
Presiden dan Ibu Negara Iriana pada Selasa meninjau posko pengungsi korban gempa di Universitas Darussalam, Kecamatan Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah. Mereka merupakan penyintas gempa dengan magnitudo 6,5 yang mengguncang wilayah Maluku pada 26 September 2019.
Kedatangan Presiden dan rombongan disambut antusias oleh warga, termasuk anak-anak yang berada di tenda pemulihan trauma, yang bernyanyi menyambut Presiden.
Menurut laporan yang diterima Presiden dari Gubernur Maluku Murad Ismail dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, gempa yang melanda wilayah Maluku pada 26 September 2019 menyebabkan 12.137 rumah rusak dengan perincian 2.712 rumah rusak berat, 3.317 rumah rusak sedang, dan 6.108 rumah rusak ringan.
Baca juga:
Kemensos rintis Gerakan Siswa Siaga Bencana
638 Kampung Siaga Bencana sudah terbentuk di seluruh Indonesia
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019