• Beranda
  • Berita
  • Jadi ketua dewan juri, Zhang Ziyi cari film yang menggerakkan hati

Jadi ketua dewan juri, Zhang Ziyi cari film yang menggerakkan hati

29 Oktober 2019 12:54 WIB
Jadi ketua dewan juri, Zhang Ziyi cari film yang menggerakkan hati
Dewan juri kompetisi internasional di Tokyo International Film Festival 2019 di konferensi pers, Roppongi Hills, Tokyo, Jepang, Selasa (29/10). Ki-ka: Ryuichi Hiroki, Julie Gayet, Ketua Dewan Juri Zhang Ziyi, Bill Gerber dan Michael Noer. (ANTARA/Nanien Yuniar)
Aktris Zhang Ziyi sebagai ketua dewan juri kompetisi internasional di Festival Film Internasional Tokyo (TIFF) ke-32, bersama para anggota juri lain akan mencari film menarik dan berhasil menggerakkan hati untuk dipilih sebagai pemenang kompetisi.
 
"Saya merasa TIFF punya perspektif luas dalam memilih film (kompetisi)," kata Zhang Ziyi dalam konferensi pers di Roppongi Hills, Tokyo, Selasa.
 
Keberagaman empat belas film yang berasal dari banyak negara, seperti China, Filipina hingga Norwegia, yang mencerminkan kebudayaan negara-negara di film asalnya.
 
Dari manapun asalnya, film punya kekuatan untuk menembus batas-batas budaya lewat bahasa visual, seperti yang dirasakan sendiri oleh sutradara Denmark Michael Noer yang tahun ini jadi bagian dari dewan juri.
 
Karyanya tahun lalu, "Before the Frost", mendapatkan penghargaan Special Jury Prize di Festival Film Internasional Tokyo 2018.
 
"Festival film ini penting dalam menghubungkan kita, semua orang di planet ini," ujar Michael.
 
Mengenai kriteria film yang bisa jadi pemenang, ia ingin mencari film yang bisa membuat hatinya tersentuh.
 
"Aku ingin mencari film yang memberikan kita reaksi spontan, mengingatkan kita terhadap hidup, kedengarannya sederhana tapi sulit," ujar dia.
 
"Aku ingin menonton film yang bisa membuka mata dan telingaku, kata pria yang menyutradarai film remake "Papillon" yang dibintangi aktor Charlie Hunnam dan pemenang Oscar Rami Malek.
 
Serupa dengan Michael Noer, aktor dan produser Prancis Julie Gayet pun ingin mencari karya-karya yang membuat nafasnya tercekat.
 
"Kami merasa film-film yang terpilih betul-betul diseleksi dengan baik," ujar istri dari Presiden Prancis periode 2012-2017, François Hollande.
 
"Sepuluh hari ini akan menyenangkan dan terasa magis," kata peraih penghargaan Aktris Terbaik di Festival Film Tokyo 2009 untuk "8 Fois Debout".
 
Sementara itu, Bill mengatakan ia akan menilai film dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan yang dilalui untuk menghasilkan karya terbaik. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan dalam pembuatan film.
 
"Saya ingin melihat apa yang bisa orang capai lewat kerja keras dan melalui banyak hal untuk membuat film," ujar Bill.
 
Anggota terakhir dari dewan juri kompetisi internasional adalah Ryuichi Hiroki yang sudah menyutradarai film-film seperti "April Bride", "Kabukicho Love Hotel" dan "Marmalade Boys:".
 
Buat dia, karakteristik film yang dicari adalah tayangan yang menarik dan menghibur, tak peduli seberapa kecil atau besar biaya produksi yang digelontorkan.

Baca juga: Zhang Ziyi jadi ketua dewan juri Festival Film Tokyo 2019

Baca juga: Joko Anwar: Film Indonesia makin banyak diakui festival bergengsi

Baca juga: Oka Antara ingin kenalkan film Indonesia di Asia

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019