"Aku bersyukur sudah 32 tahun berkarya masih ada begitu intens dan kerjaan aku masih tetap. Alhamdullilah banyak yang mendoakan," ujar Iis ditemui dalam peluncuran album "Jagonya Dangdut" di Jakarta, Selasa.
Sebagai seorang penyanyi senior, Iis mengaku salah satu menjaga eksistensi di industri hiburan adalah dengan selalu bertanggung jawab pada setiap pekerjaan.
"Ya kalau penyanyi ya memang harus mengeluarkan lagu sih. Pokoknya komitmen lah, tanggung jawab saja sama setiap kerjaan yang datang," jelas pelantun "Cinta Apalah Apalah" itu.
Baca juga: Lima diva dangdut Indonesia rilis album kompilasi
Baca juga: Project Pop suguhkan nostalgia, komedi, dangdut dalam Soundrenaline
Sama seperti genre musik lain, dangdut pun mengalami tren tertentu seiring dengan perkembangan jaman mulai dari dangdut klasik hingga dangdut EDM.
Iis mengatakan sebagai penyanyi dangdut yang ingin tetap berkarya, dia juga tidak boleh menutup mata akan hal tersebut.
"Kalau mau ada, ya harus ngikutin tren tapi ya karena kita udah tuwir (tua), idealisnya kita masih tetap ada lah. Kadang-kadang produsernya malah takut sama kita, suka nanya, 'Iis mau enggak nyanyiin lagu ini'," kata ibu kandung dari Devano Danendra itu.
Ibu dua anak ini juga bersyukur menjadi penyanyi dangdut, sebab menurutnya dangdut adalah musik yang paling fleksibel untuk dikolaborasikan dengan jenis musik lain.
"Dulu kita nyanyi lagu dangdut ya dangdut klasik. Tapi berjalannya waktu dikoploin, di-rockin. Dangdut itu musik yang baik hati bisa kolaborasi dengan semua musik dan hasilnya bagus, dangdut itu fleksibel," jelas Iis.
Baca juga: Penyanyi dangdut Kristina hibur WNI di Kopenhagen
Baca juga: Nita Thalia siap meluncurkan lagu dangdut bernuansa Arab
Baca juga: Panggung dangdut "Harmoni Cinta Indonesia" goyang Kota Nanjing
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019