Eswatini, melalui kunjungan Raja Mswati III pada pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyatakan minatnya untuk bekerja sama dalam bidang percetakan mata uang dan dokumen negara.
Saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Minggu (20/10), Raja Mswati III membahas sejumlah potensi kerja sama kedua negara, salah satunya melalui Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri).
“Salah satu sektor yang dibahas (terkait) Perum Peruri, untuk (kerja sama) percetakan dokumen berharga seperti mata uang,” kata Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri RI Daniel Tumpal Simanjuntak dalam sesi wawancara khusus di ruang redaksi ANTARA, Jakarta, akhir pekan lalu.
Baca juga: Jokowi ungkap Indonesia ingin bangun infrastruktur di Eswatini
Berdasarkan pembahasan antara kedua kepala negara, pihak Perum Peruri telah berbicara dengan menteri Eswatini yang membidangi kerja sama tersebut.
“Ini ada ketertarikan, dan kita akan terus melihat semoga suatu saat bisa ada kesepakatan bisnis,” tutur Tumpal.
Menurut Tumpal, kunjungan Raja Mswati III pada pelantikan Presiden Jokowi menunjukkan bahwa Eswatini semakin melihat keseriusan Indonesia masuk ke Afrika.
Baca juga: Raja Eswatini targetkan peningkatan kerja sama dengan Indonesia
“Mereka melihat Indonesia menjadi mitra yang semakin penting ke depan,” tutur dia.
Di lain pihak, Indonesia menawarkan kerja sama pembangunan infrastruktur di Eswatini.
Duta Besar RI untuk Afrika Selatan dan Eswatini, Salman Al Farisi, mengatakan berbagai potensi dan peluang kerja sama yang belum tergali antara lain pembangunan kereta api yang menghubungkan Eswatini dengan negara-negara sekitar, pembangunan infrastruktur, serta kerja sama teknis.
Untuk mendorong peningkatan kerja sama kedua negara, pada 2003, pemerintah RI secara resmi menunjuk Kareem Ashraff sebagai Konsul Kehormatan RI untuk Kerajaan Eswatini yang berkedudukan di Mbabane, yang telah berperan aktif dalam meningkatkan hubungan kedua negara.
Baca juga: Gaun Putri Eswatini menarik perhatian saat ke Istana Merdeka
Eswatini adalah satu-satunya negara berbentuk monarki absolut di kawasan Afrika dengan jumlah penduduk sekitar 1,36 juta jiwa.
Pada 19 April 2018, Raja Mswati III mengumumkan pergantian nama negara dari Swaziland menjadi Eswatini untuk mengembalikan nama asli negara tersebut sebelum masa kolonialisme Inggris.
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019