• Beranda
  • Berita
  • Masyarakat Babel diminta tidak beraktivitas saat buaya agresif

Masyarakat Babel diminta tidak beraktivitas saat buaya agresif

30 Oktober 2019 10:35 WIB
Masyarakat Babel diminta tidak beraktivitas saat buaya agresif
Buaya muara sedang berjemur di atas batu Pantai Bangka Belitung (Babel.antaranews.com/Aprionis)

Kita sebagai manusia harus menyadari, kapan waktu-waktu buaya sedang agresif. Kalau disitu ada buaya jangan didekati atau jangan beraktivitas disaat buaya sedang mencari makan

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meminta masyarakat tidak beraktivitas pada sore dan malam hari saat buaya agresif, agar terhindar dari serangan binatang melata raksasa itu di sungai, pantai dan kolong bekas penambangan bijih timah.

"Saat ini kasus masyarakat diserang buaya mengalami peningkatan, karena habitat hewan itu yang semakin menyempit," kata Kepala Resort BKSDA Provinsi Kepulauan Babel, Yusmono di Pangkalpinang, Rabu.

Baca juga: BKSDA: Habitat buaya di Babel semakin sempit

Ia mengatakan konflik manusia dengan buaya yang mengalami peningkatan beberapa bulan terakhir, karena masyarakat tidak menyadari waktu buaya sedang agresif mencari makan di pantai, sungai, kolong dan rawa-rawa.

"Kita sebagai manusia harus menyadari, kapan waktu-waktu buaya sedang agresif. Kalau disitu ada buaya jangan didekati atau jangan beraktivitas disaat buaya sedang mencari makan," ujarnya.

Baca juga: Buaya makin banyak berkeliaran di Sungai Mentaya Kalteng

Menurut dia buaya aktif mencari makan pada sore dan malam hari. Pada siang hari, mereka biasanya buaya berjemur dan berdiam diri.

"Selama ini, kasus serangan buaya kepada manusia terjadi pada sore dan malam hari. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tidak memancing, menjaring ikan dan beraktivitas di sungai, pantai dan kolong pada saat buaya beraktivitas," katanya.

Baca juga: Warga tangkap buaya endemik Danau Sentani di Kampung Toware

Ia menambahkan populasi buaya di Bangka Belitung mencapai ribuan ekor dan mereka semakin terdesak karena habitat semakin berkurang akibat ulah manusia.

"Perlu kajian dan penelitian untuk menghitung jumlah buaya muara, sungai, kolong di daerah ini. Namun demikian, populasi hewan ini sudah mencapai ribuan," katanya.

Pewarta: Aprionis
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019