Majelis Ulama Indonesia (MUI) terus mengampanyekan masjid yang berwawasan lingkungan (eco-masjid) ke beberapa tempat ibadah umat Islam.eco-masjid memiliki dua fungsi dakwah lisan dan tindakan yang mempengaruhi lingkungan
"Penyediaan air suci mensucikan sangat penting bagi kita. Itulah konsep eco-masjid bagi kita yang ingin melakukan konservasi air melalui masjid," kata Direktur Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (PLH SDA) MUI, Hayu Susilo Prabowo, di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan masjid berwawasan lingkungan intinya adalah menjaga sumber daya air secara berkelanjutan, terutama dari daur ulang air sisa wudhu jamaah.
Pada dasarnya, kata dia, penggunaan air untuk wudhu dari jamaah jangan terlalu boros atau digunakan dengan hemat. Sementara air yang sudah dipakai didaur ulang agar diserap alam dengan baik dan bisa digunakan lagi.
Hayu mengatakan air yang dikembalikan ke alam didaur ulang. "Konsepnya tiga yaitu simpan air, hemat air dan jaga air jangan tercemar," kata dia.
Masjid yang ramah lingkungan, kata dia, juga menerapkan proses pengelolaan sampah yang baik dengan memisahkan sesuai kategorinya. Sebagian didaur ulang sementara sampah lainnya digunakan untuk pupuk kompos dan energi biomassa (bahan bakar dari sampah organik).
Baca juga: Masjid ramah lingkungan daur ulang air wudhu
Dia mencontohkan tempat ibadah yang sudah menerapkan eco masjid seperti di Pondok Pesantren Nurul Iman, Parung, Bogor, dan Masjid Az Zikra, Sentul, Bogor.
"Kita punya teknologi 'zero waste management'. Limbah cairnya kita jadikan biogas jadi itu yang umum," kata dia.
Hayu mengatakan eco masjid bisa menjadi sarana dakwah dengan lisan dan tindakan agar umat turut menjaga lingkungan hidup.
"Karena kerusakan lingkungan hidup itu awalnya dari kerusakan moral, kerusakan moral itu paling bagus menanganinya dengan pendekatan agama. Pendekatan agama paling bagus itu melalui masjid," kata dia.
Tempat ibadah Muslim dengan skema eco-masjid, kata dia, dengan begitu memiliki dua fungsi dakwah lisan dan tindakan sehingga mempengaruhi lingkungan sekitarnya, baik melalui kegiatan keagamaan dan dainya.
Dia mengatakan meski MUI sudah menginisiasi eco-masjid sebagai gerakan yang baik tetapi masih banyak masjid yang terkendala dana untuk menerapkan program itu.
Maka, dia mengatakan perlu sinergi dari berbagai pihak untuk menerapkan eco-masjid.
Baca juga: Muhammadiyah bangun masjid ramah lingkungan
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019