"Saat ini kita sedang memasuki saat pancaroba atau transisi musim. Sepekan ke depan sejumlah daerah berpotensi terjadi hujan sedang dan lebat," kata Rita dalam jumpa pers di kantornya Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan BMKG telah berkoordinasi dengan dinas terkait mengenai berbagai hal terkait masa pancaroba. Dari dinas terkait kesehatan, beberapa hal yang harus diantisipasi adalah penyakit-penyakit yang bisa menjangkiti masyarakat akibat musim menyebabkan kenaikan kelembaban.
Baca juga: BMKG prakirakan Jateng bagian selatan segera masuki pancaroba
Kepala BMKG menyontohkan pergantian musim yang sifatnya kering ke basah akan memicu banyaknya kasus demam berdarah dan malaria. Selain itu, cuaca yang berganti dari kemarau ke penghujan cenderung memicu pergerakan angin yang dapat merobohkan infrastruktur dengan pondasi rapuh.
Dari sisi pertanian, Rita mengatakan sudah berkoordinasi dengan dinas terkait sehingga dapat menyiapkan tindakan-tindakan perlu menyambut musim penghujan misalnya menyusun rencana tanam seiring mulai banyak kawasan di Indonesia yang sedang dan akan diguyur hujan.
"Kalau hal-hal terkait musim hujan, dinas terkait akan menindaklanjuti. Kami sampaikan agar ini ditindaklanjuti terkait sektor seperti kesehatan dan bencana," katanya.
Baca juga: BMKG: wilayah Cirebon masuk musim pancaroba pertengahan April
Hujan di sejumlah daerah, kata dia, umumnya mulai awal November meski beberapa kawasan sudah hujan. Hanya saja, kawasan seperti di Indonesia yang wilayahnya berada di bagian selatan khatulistiwa cenderung belakangan mengalami musim penghujan.
Sementara musim penghujan di banyak tempat, kata Rita, akan mengalami puncaknya pada Januari-Februari 2020 dengan potensi lebih basah dari tahun-tahun sebelumnya.
Lebih basah, kata kepala BMKG, artinya musim penghujan mendatang akan memiliki curah hujan yang lebih besar. Sementara hujan akan mulai melemah menuju musim kemarau atau pancaroba pada bulan Maret 2020.
Baca juga: NTT disebut BMKG akan memasuki musim pancaroba
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019