Kepala Bidang Bangunan Gedung, Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Iman Krestian, di Surabaya, Kamis, mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan pematangan konsep yang baru, setelah beberapa waktu lalu selesai dilakukan pembongkaran pagar dan pembersihan bangunan.
"Jadi ada bangunan yang ada pagarnya itu kita bongkar dan saat ini lagi sedang mengatur konsep terbaru untuk diajukan ke Ibu Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini)," kata Iman.
Iman menjelaskan direncana awal penempatan museum olahraga itu bakal berada di bawah tribun karena lokasinya yang cukup luas. Namun demikian, ia menilai, jika ditempatkan di lokasi tersebut, dikhawatirkan akan mengganggu jalannya sirkulasi museum dengan pengunjung Gedung Gelora Pancasila itu sendiri.
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya merumuskan konsep baru, sehingga nantinya museum ini ada dua lantai. Untuk lantai satu ukurannya 450 meter persegi meter persegi dan lantai dua 189 meter persegi.
"Kita akan mengoptimalkan fungsi ruang yang sudah ada pada bangunan di sana," katanya.
Namun, lanjut dia, karena bangunan ini merupakan cagar budaya, sehingga pihaknya akan melakukan koordinasi dengan tim cagar budaya terkait perubahan konsep tersebut, salah satunya yakni rencana perubahan area parkir.
"Jadi beberapa penambahan ide nanti kami sampaikan ke tim cagar budaya termasuk lahan parkirnya," katanya.
Menurutnya, koordinasi itu dilakukan dengan tujuan menciptakan Museum Olahraga ini agar lebih representatif sehingga warga dapat menjadikan museum itu sebagai tempat edukasi dan wisata.
"Sudah dari minggu lalu ada beberapa yang harus kami koreksi disampaikan teman-teman cagar budaya, dan kita terus mengkaji, dan memperdalam kontennya," katanya.
Iman menyatakan nantinya konsep Museum Olahraga ini akan memadukan antara Gelora Pancasila dengan Lapangan Thor. Sehingga nantinya museum ini akan dibuat seperti Museum Tugu Pahlawan.
Menurutnya, museum tersebut akan lebih interaktif jika ada diorama seperti Museum Tugu Pahlawan. "Jadi nanti kami sertakan diorama untuk para pengunjung supaya lebih menarik," katanya.
Selain dilengkapi diorama, Iman menyebut, di Museum Olahraga itu juga akan diberi sentuhan digital. Ia menilai jika koleksi benda-benda di museum itu akan semakin menarik jika diberi sentuhan digital. "Mungkin prosentasenya 50:50," katanya.
Tak hanya itu, Iman mengatakan pihaknya juga akan memastikan suhu yang terjaga kelembapan dan terlindung dari paparan sinar matahari di museum tersebut. Sebab, benda-benda bersejarah itu sebagian besar membutuhkan suhu yang lembap. Bahkan koleksi baju para atlet pun juga harus diletakkan di kondisi yang lembap.
"Khusus baju memang tidak boleh sembarangan. Tidak boleh kena matahari langsung, jadi benar-benar harus terlindungi gitu. Suhu standarnya sama seperti ruangan umum 22-24 derajat," katanya.
Baca juga: Minarti dan Alan sumbangkan raket untuk museum olahraga Surabaya
Baca juga: Museum olahraga dan pendidikan siap dibangun di Surabaya
Baca juga: Risma siap temui beberapa atlet terkait Museum Olahraga Surabaya
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019