Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Bambang Beny Setiaji, Kamis mengatakan pasca terjadinya hujan sejak 27 Oktober, intensitas asap terpantau sudah berkurang signifikan.
"Hanya saja asap masih tetap berpotensi terjadi di Sumsel karena wilayah-wilayah dengan jumlah titik panas yang signifikan belum cukup terpapar hujan, mengingat luas dan dalamnya lahan gambut," ujar Beny.
Baca juga: BMKG: Musim hujan di Sumsel mundur jadi November
Menurut dia cuaca asap masih terjadi seperti pada Kamis pagi, dengan indikasi kelembapan berada di kisaran 91-87 persen serta dipengaruhi labilitas udara, namun jarak pandang terpantau aman sehingga tidak mengganggu penerbangan.
Agar asap benar-benar hilang, kata dia, dibutuhkan hujan dengan sistem konvektif berskala Meso agar karhutla padam, sebab hujan yang diakibatkanya berlangsung lama dan terjadi pada malam hingga pagi hari.
Sejauh ini intensitas hujan diperkirakan masih berlangsung normal cenderung sedang - lebat akibat adanya aktifitas badai di Samuder la Hindia dan Sirkulasi Kalimantan, BMKG memprediksi terjadi hujan pada 1-3 November di Wilayah Sumsel.
Baca juga: Asap terus selimuti Palembang tiap sore sepekan terakhir
"Hujan dengan kriteria sedang hingga lebat akan turun di Kabupaten Lahat, PALI, OKU, OKU Selatan, Muara Enim, Banyuasin, Ogan Ilir, OKU Timur, Kota Palembang dan Prabumulih," tambahnya.
Sedangkan hujan dengan intensitas ringan turun di Kabupaten OKI, Musi Rawas, Muratara, Empat Lawang, Musi Banyuasin, Kota Lubuklinggau dan Pagar Alam.
BMKG tetap menghimbau masyarakat agar tidak membakar sampah rumah tangga maupun lahan pertanian dan perkebunan serta tetap memperbaharui peringatan dini cuaca ekstrim melalui aplikasi Info BMKG.
Baca juga: BMKG sebutkan intensitas asap di Kota Palembang berpotensi meningkat
Baca juga: Asap pekat selimuti Palembang
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019