IPCC pertahankan marjin keuntungan di tengah ketidakpastian global

31 Oktober 2019 18:16 WIB

Ratusan mobil yang siap diekspor terparkir di IPC Car Terminal, PT Indonesia Kendaraan Terminal (PT IKT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/7/2019). Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan ekspor mobil dari Indonesia bisa mencapai 450 ribu unit pada tahun 2019, dimana target itu naik dari hasil pada 2018 yakni 346 ribu unit atau setara USD4,78 miliar.. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama.

IPCC masih mampu mempertahankan angka marjin keuntungan sepanjang sembilan bulan pertama di tahun ini pada level 'double digit' berkat pengelolaan perusahaan yang baik

Perusahaan jasa pelayanan terminal kendaraan, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) masih mampu mempertahankan marjin keuntungan di tengah ketidakpastian perekonomian global.

"IPCC masih mampu mempertahankan angka marjin keuntungan sepanjang sembilan bulan pertama di tahun ini pada level 'double digit' berkat pengelolaan perusahaan yang baik," kata Investor Relation IPCC Reza Priyambada ketika dihubungi di Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan net profit margin tercatat berada di angka 31 persen, angka margin operasi di posisi 30,6 persen, dan margin EBITDA di posisi 39,7 persen.

Baca juga: DFSK Indonesia akan ekspor 3.000 mobil ke Filipina

Dari sisi pendapatan selama sembilan bulan di tahun 2019, IPCC membukukan pendapatan sebesar Rp359,52 miliar, lebih rendah dari periode sama di tahun sebelumnya sebesar Rp383,80 miliar. Sementara itu, laba bersih IPCC sebesar Rp111,36 miliar, menurun dibandingkan periode sama tahun lalu Rp146,64 miliar.

Terkait operasional, ia mengemukakan bahwa selama periode Januari hingga September 2019, aktivitas bongkar muat kendaraan CBU di terminal internasional mengalami pertumbuhan sebesar 16,53 persen menjadi 294.306 unit, dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 252.549 unit.

Baca juga: Kembangkan mobil listrik, 1 Januari 2020 tidak ada lagi ekspor nikel

Sementara itu mengenai aktivitas ekspor, Reza juga mengemukakan, IPCC mencatat pertumbuhan ekspor CBU naik menjadi 27,95 persen dengan jumlah akumulasi di 2019 sebesar 235.721 unit dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 184.223 unit.

Sementara aktivitas impor mengalami penurunan sebanyak 14,26 persen dengan jumlah 58.585 unit dibandingkan periode yang sama sebelumnya sebesar 68.326 unit.

Sedangkan untuk realisasi belanja modal perseroan hingga September 2019 tercatat sebesar Rp137,84 miliar. Perseroan menambah sarana dan suprastruktur untuk menunjang kegiatan operasional agar dapat berjalan dengan baik.

Baca juga: Suzuki ekspor 37.295 mobil Januari-Juli 2019