• Beranda
  • Berita
  • Menristek dukung inovasi pertanian tingkatkan kesejahteraan masyarakat

Menristek dukung inovasi pertanian tingkatkan kesejahteraan masyarakat

1 November 2019 00:28 WIB
Menristek dukung inovasi pertanian tingkatkan kesejahteraan masyarakat
Kerja sama Indonesia dan Perancis bidang riset, inovasi dan pendidikan di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (Humas Kemenristek/BRIN)
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mendukung pengembangan inovasi berdampak langsung pada masyarakat, salah satunya hasil riset dan inovasi teknologi dalam bidang pertanian dan peternakan untuk membantu peningkatan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.

"Penggunaan inovasi konverter gas dalam traktor tangan ini akan berdampak pada peningkatan efisiensi produksi pertanian, mengurangi emisi udara, serta mengurangi subsidi pemerintah untuk BBM yang semakin membengkak," kata Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima Antara, Jakarta, Kamis.

Hal itu disampaikan Bambang dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Sidenreng-Rappang dan Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis (31/10).

Dalam acara uji terap dan serah terima traktor tangan berbahan bakar gas di Kabupaten Sidenreng-Rappang, Menteri Bambang mengapresiasi hasil inovasi konverter gas yang diaplikasikan dalam traktor tangan.

Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi Muhammad Dimyati menuturkan dari sekitar 20 ribu penelitian per tahun yang dikelola, sebagian di antaranya telah didorong untuk mencapai tingkat kesiapterapan teknologi 6-7 yang selanjutnya siap dihilirisasi menjadi produk inovasi.

Baca juga: Menristek: Balitbang dan LPNK harus terkoordinir dengan BRIN

Beberapa di antara produk inovasi tersebut berkategori teknologi tepat guna (TTG) yang bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat dan diproduksi usaha mikro, kecil dan menengah. Salah satunya adalah konverter kit karya inovator Abdul Hakim Pane. Produk ini sebelumnya telah diujiterapkan dan diaplikasikan pada kapal nelayan, alat transportasi darat, serta saat ini pada traktor tangan.

Dipilihnya Kabupaten Sidenreng Rappang sebagai area uji terap traktor tangan berbahan bakar gas, tidak lepas dari fakta karena kabupaten ini merupakan lumbung padi dan pangan di Provinsi Sulawesi Selatan.

Bupati Sidenreng Rappang, Dollah Mando menuturkan wilayahnya menyumbang surplus beras sebanyak 200 ribu ton per tahun dari total 400 ribu ton beras yang dihasilkan. Jumlah tersebut berasal dari 49 ribu hektar lahan yang digarap.

"Di samping beras, kami juga memproduksi 2 juta telur per hari dan menjadi produsen telur terbesar se-Sulawesi Selatan," ujarnya.

Bupati Dollah mengatakan inovasi di bidang mekanisasi pertanian akan membawa manfaat besar dalam pembangunan pertanian di Sulawesi Selatan, khususnya di wilayahnya.

Tantangan ke depan dalam pemanfaatan inovasi konverter kit untuk traktor tangan adalah perlunya kebijakan distribusi bahan bakar gas untuk sektor pertanian, sehingga tidak mengganggu kebutuhan gas untuk rumah tangga.

Baca juga: LIPI: BRIN dapat arahkan riset lebih terkoordinasi dan fokus

"Kami akan segera berkoordinasi dengan kementerian dan BUMN terkait untuk merumuskan kebijakan ini," ujar Menteri Bambang.

Sementara itu, pada acara Temu Mitra Maiwa Breeding Center (MBC) dengan Menristek/Kepala BRIN yang diadakan di MBC Kabupaten Enrekang, Menteri Bambang mengapresiasi model implementasi inovasi para peneliti untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya para peternak.

MBC merupakan Program Pengembangan Industri Pembibitan Sapi Lokal Berbasis Iptek yang dikelola oleh Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Enrekang, dan PT KAR dengan dukungan penuh Kementerian Riset dan Teknologi melalui Program Inovasi Industri. Melalui sistem inti-plasma, MBC bergerak dari hulu sampai hilir dalam usaha peternakan.

Menteri Bambang mendukung agar penerapan hasil riset dan inovasi dapat berkembang dan menjangkau lebih banyak petani atau peternak sehingga mereka bisa memperoleh kesejahteraan yang lebih baik, dan mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk impor.

"Saya berharap ke depan, dengan kontribusi iptek, kualitas daging lokal tidak lagi nomor dua, tapi sejajar bahkan lebih baik dari daging impor," ujar Bambang.

Baca juga: Menristek: BRIN bukan ciptakan dikotomi, tapi perkuat ekosistem riset


Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Jumain Appe mengatakan dalam MBC, dilakukan penyediaan sperma bibit unggul dan pelayanan inseminasi buatan, penyediaan bibit untuk digemukkan oleh peternak, pengolahan pakan, hingga pengolahan daging, serta menjadi pusat pembelajaran (teaching industry).

Sementara itu, Bupati Enrekang Muslimin Bando menyambut baik daerahnya dipilih sebagai salah satu wilayah percontohan penerapan inovasi di bidang peternakan.

"Masyarakat Enrekang memiliki sejarah sebagai peternak. Kami berharap ke depannya program inti-plasma yang dijalankan MBC bisa menjangkau dua ribu kepala keluarga dengan 10 ribu ekor sapi, dari yang ada saat ini sebanyak seribu ekor untuk 200 kepala keluarga," ujarnya.


 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019