• Beranda
  • Berita
  • Tim dari Sri Lanka dan Australia mundur dari Tour de Singkarak 2019

Tim dari Sri Lanka dan Australia mundur dari Tour de Singkarak 2019

1 November 2019 17:46 WIB
Tim dari Sri Lanka dan Australia mundur dari Tour de Singkarak 2019
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit, Race Director Tour de Singkarak, Jamaluddin Mahmood, dan perwakilan UCI di Padang, Sumbar. (ANTARA/Miko Elfisha)

tapi ini tidak berpengaruh secara kualitas karena tim yang berpartisipasi tetap yang terbaik

Dua tim, yakni dari Sri Lanka dan Australia, menyatakan diri mundur dari ajang balap sepeda internasional Tour de Singkarak (TdS) 2019 sehingga jumlah tim yang akan berlaga pada 2-10 November menjadi 18 tim dari 25 negara.

"Dua tim itu, Sri Lanka Police dan Oliver’s Real Food Racing’s Team dari Australia,”ujar Race Director Tour de Singkarak, Jamaluddin Mahmood di Padang, Jumat.

Meski jumlah tim berkurang, namun Jamaluddin menjamin tidak berpengaruh secara kualitas karena tim yang berpartisipasi tetap yang terbaik.

Bahkan dua tim yang ikut adalah yang terbaik di Asia dan masuk 30 besar tim terbaik di dunia.

Tim itu Sapura team (Malaysia) yang menempati rangking 2 Asia dan masuk 30 terbaik dunia. Kemudian Trengganu Academy Team U-23 yang level seniornya adalah yang terbaik di Asia.

Baca juga: BPBD Agam sediakan alat berat antisipasi longsor saat TdS


Ia meyakini persaingan tahun jni akan semakin ketat, karena ada lintasan baru yang mengambil rute di Kabupaten Kerinci dan Sungai Penuh, Provinsi Jambi.

Rute baru yang belum pernah dilewati itu diyakini akan menjadi motivasi bagi pembalap untuk tampil lebih prima.

Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan masuknya Jambi dalam Tour de Singkarak 2019 bisa menjadi awal untuk kerja sama lebih lanjut dengan provinsi lain ke depannya.

"Ada kemungkinan Muko-Muko dan Pekanbaru ikut. Kami mendukung asal namanya tetap dipertahankan," katanya.

Baca juga: Tour de Singkarak 2019 lewati rute sepanjang 1.363 Kilometer


Pelibatan banyak provinsi itu juga akan memberikan efek positif terutama untuk peningkatan kualitas jalan di perbatasan.

Sementara itu Chief Commissaire yang ditunjuk Union Cycliste Internationale (UCI), Jinshan Zhao menilai tingkat kesulitan dari rute yang dilalui sangat beragam. Tidak hanya mengandalkan sulitnya tanjakan, tetapi juga kecepatan di jalur datar.

Artinya siapa saja bisa menang dalam setiap etape, tidak melulu "king of mountain" tetapi juga sprinter, ujarnya.

Ia meyakini dengan pengelolaan yang baik, TdS akan semakin berkembang ke depannya.* 


Baca juga: TdS 2019, Polres Agam kerahkan 398 personel amankan lintasan

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019