Polusi udara di New Delhi mulai memburuk akibat asap dari lahan pertanian terbakar di negara bagian yang berbatasan dengan ibu kota, kata kepala daerah, Arvind Kejriwal. Oleh karena it dalam unggahannya di Twitter dalam bahasa Hindi, Kejriwal mengumumkan bahwa sekolah-sekolah tidak mengadakan kegiatan belajar-mengajar guna menghindari dampak polusi udara pada kesehatan siswa.
Sementara itu, Otoritas Pengendali Polusi (Environment Pollution Control Authority) India pada Jumat mengumumkan kualitas udara di New Delhi cukup parah, sebagaimana dikutip oleh kantor berita Asian News International (ANI).
"Saat ini kesehatan masyarakat berada dalam situasi darurat akibat pencemaran udara yang berbahaya dan dapat berdampak buruk bagi kesehatan, khususnya anak-anak," kata ANI mengutip keterangan dari Otoritas Pengendali Polusi India.
Pantauan Dewan Pengendali Polusi Pusat India menunjukkan polusi udara di beberapa wilayah ibu kota mencapai angka 500 atau tingkat polusi terburuk. Kadar polusi yang diukur itu merujuk pada partikel 2,5 atau debu berukuran mikroskopis yang dapat masuk ke paru-paru manusia.
Kadar partikel 2,5 yang melebihi 400 berpotensi mengganggu sistem pernapasan manusia, dan kondisi itu mengancam kesehatan warga yang punya gangguan pernapasan.
Oleh karena itu, pemerintah berencana membatasi jumlah kendaraan pribadi di New Delhi mulai pekan depan melalui kebijakan plat ganjil-genap.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kabut asap mencekik Delhi saat tindakan darurat gagal
Baca juga: Polusi India membuat marmer putih Taj Mahal jadi hijau
Baca juga: Sebulan lebih perluasan ganjil-genap, udara kotor diklaim berkurang
Kabut asap kian pekat, sekolah di Palembang diliburkan
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019