• Beranda
  • Berita
  • Yogyakarta berdayakan lansia dengan dilatih mendongeng

Yogyakarta berdayakan lansia dengan dilatih mendongeng

2 November 2019 13:26 WIB
Yogyakarta berdayakan lansia dengan dilatih mendongeng
Puluhan lansia di Kota Yogyakarta mengikuti pelatihan mendongeng sebagai bagian dari pelaksanaan Gerakan Sayang Lansia (ANTARA/Eka Arifa Rusqiyati)

Puluhan lansia yang menjadi perwakilan dari seluruh kelurahan di Kota Yogyakarta mengikuti pelatihan mendongeng sebagai upaya pemberdayaan lansia melalui program Gerakan Sayang Lansia

“Setiap kelurahan setidaknya mengirimkan satu warga lansia yang dinilai potensial. Pelatihan dilakukan satu hari dan nantinya dilanjutkan praktik di Paud dan TK,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta Agus Sudrajat di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, kegiatan mendongeng memiliki manfaat ganda yaitu bagi generasi muda dan untuk lansia itu sendiri karena mereka merasa masih dibutuhkan dan eksistensinya diakui oleh masyarakat sehingga akan memberikan dampak positif bagi kesehatan serta kehidupan para lansia di tengah masyarakat.

Baca juga: Peneliti dorong peningkatan tujuh dimensi bagi kesejahteraan lansia

Sedangkan bagi generasi muda, lanjut dia, akan memperoleh banyak informasi dan pengalaman dari cerita yang disampaikan oleh kakek atau nenek.

“Kami berharap, ada transfer tata nilai dari para lansia ke generasi muda atau anak-anak sehingga tercipta generasi yang berintegritas dan tangguh namun juga memegang kuat tradisi. Harapannya, para lansia ini bisa menyampaikan cerita berbasis budaya dan tata nilai ke anak-anak muda,” katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi yang membuka pelatihan mengatakan, para lansia memiliki segudang pengalaman dalam hidup yang bisa ditularkan kepada generasi muda terutama dalam menghadapi perubahan zaman seperti yang terjadi saat ini.

Baca juga: Sambut lonjakan populasi lansia, Kemensos dorong sinergi lembaga

“Para lansia ini tentu sudah makan banyak asam garam dalam kehidupan sehingga mereka pun mengetahui apa yang terbaik untuk dilakukan dalam masa transisi seperti sekarang. Harapannya, pengalaman hidup tersebut bisa ditularkan kepada generasi muda sehingga tercipta generasi yang tangguh,” katanya.

Heroe menambahkan, para lansia mungkin masih merasakan bagaimana sulitnya kehidupan di masa mempertahankan kemerdekaan namun kondisi tersebut tidak pernah dirasakan oleh anak-anak pada masa sekarang sehingga banyak generasi muda yang dimungkinkan mudah pantang menyerah saat menemui kesulitan.

“Nilai-nilai dan semangat kejuangan ini yang bisa ditularkan kepada generasi muda sehingga mereka pun terpacu untuk memiliki semangat yang sama dalam mewujudkan cita-cita mereka,” katanya.

Heroe berharap, keterlibatan para lansia dalam membangun semangat generasi muda tersebut juga menjadi upaya pemberdayaan para lansia sekaligus mendukung upaya Yogyakarta menuju kota ramah lansia, terlebih jumlah lansia di Kota Yogyakarta saat ini mencapai 13,6 persen dari jumlah penduduk.

Berdasarkan perkiraan karena kondisi kesehatan yang baik dan angka harapan hidup yang tinggi, maka jumlah lansia di Kota Yogyakarta pada 2030 justru akan lebih banyak dibanding penduduk usia produktif. “Jika tidak diberdayakan, maka jumlah lansia yang cukup banyak tersebut justru bisa menjadi beban bagi suatu kota,” katanya.

Kota Yogyakarta, lanjut Heroe, juga berupaya untuk memberikan akses dan fasilitasi terbaik bagi lansia di antaranya pemenuhan pedestrian yang ramah lansia dan akses lain termasuk aktif dalam kegiatan pembangunan sumber daya manusia.

“Belum banyak kota yang melakukannya. Harapannya Yogyakarta bisa menjadi model pengembangan kota ramah lansia di Indonesia,” katanya.

Baca juga: Lembaga Kesejahteraan Sosial ujung tombak keberhasilan layanan lansia
Baca juga: Kemensos optimalkan pelaksanaan program rehabilitasi sosial lansia

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019