"Pertama kuncinya adalah pemain-pemain PSIS mau menang. Anak-anak mau fight untuk memenangkan pertandingan. Mereka sadar bahwa kita ada di zona yang tidak aman," kata Bambang saat jumpa pers seusai laga.
Selain kemauan untuk menang, menurut Bambang, para penggawa PSIS memang diinstruksikan untuk mempersempit ruang gerak lawan untuk meraih peluang.
Baca juga: PSIS Semarang tumbangkan PSS Sleman 3-0
"Kita ambil di depan. Kita fight di depan setelah itu kita rebut, kita counter. Itu sih konsepnya. Yang pasti disiplin. Alhamdulillah puji syukur berjalan dengan baik dan bisa tiga poin menang," kata Bambang.
Bambang juga menilai lokasi pertandingan di Stadion Maguwoharjo, Sleman justru membuat anak asuhnya lebih lepas bermain dibandingkan di kandang. Pasalnya, selama menjamu lawan di Stadion Moch Soebroto Magelang, PSIS belum pernah meraih kemenangan.
"Di Yogya (leluasa memenangkan pertandingan) alasannya apa saya juga bingung. Tapi kalau main di Magelang kok sulit menang. Ini bercanda tapi ada seriusnya juga," kata Bambang lalu terkekeh.
Meski telah berhasil membawa tiga poin kemenangan dari PSS Sleman, menurut dia, perjalanan PSIS masih panjang untuk menuju titik aman dari zona degradasi.
Baca juga: Pelatih PSS menduga kekalahan timnya dari PSIS karena kelelahan
"Habis ini kita away (tandang) ke Bandung setelah itu kita home (kandang) lagi lawan Bali. Sebetulnya lawan kita di lapangan tidak ada yang ringan," kata dia.
Salah satu pemain PSIS, Hari Nur Yulianto menilai laga melawan PSIS bukanlah pertandingan yang ringan. Selain kerja keras, dukungan ribuan suporter "Panser Biru" yang datang dari Semarang, baginya merupakan kekuatan tersendiri yang membuat timnya bisa menang.
"Dukungan dari para suporter Semarang sangat berpengaruh karena mereka jauh-jauh datang dari Semarang ke sini untuk mendukung kita dan itu salah satu motivasi kita untuk memenangkan pertandingan," kata Hari.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019