"Kita bekerja sama dengan banyak sekali komunitas dalam siberkreasi, kemudian komunitas-komunitas generasi muda yang kita ajak untuk bersama-sama melakukan deradikalisasi kepada masyarakat," ujar Niken ditemui usai acara "Merajut Kebangsaan Melalui Keterbukaan Informasi" di Jakarta, Minggu.
Selain itu, Kementerian Kominfo juga menyelenggarakan pertunjukan-pertunjukan rakyat, seperti wayang, ketoprak, maupun pertunjukan rakyat di berbagai daerah di Indonesia yang disesuaikan dengan pendekatan lokal.
"Karena pesan-pesan tentang deradikalisasi itu akan mudah diserap oleh masyarakat apabila melalui tontonan maupun tuntunan," kata Niken.
Niken juga berharap agar masyarakat terus waspada, terlebih radikalisasi saat ini banyak disebarkan melalui media sosial.
"Oleh karena itu kita harus waspada apabila ada konten-konten di media sosial yang isinya ajakan-ajakan untuk provokasi menghasut, kemudian membenci suku tertentu, agama tertentu," kata dia.
Menurut Niken, tanda-tanda tersebut merupakan awal mula dari radikalisasi, di mana tumbuh sikap intoleran, tidak mau menghargai orang lain dan tidak mau saling menghormati.
"Untuk itu, kita harus menyadari bahwa Indonesia ini adalah Bhinneka Tunggal Ika, banyak suku, banyak agama, banyak ras, banyak golongan yang hidup bersama, karena itulah Indonesia, kita perlu bergandeng tangan menjaga kesatuan dan persatuan bangsa," ujar Niken.
Baca juga: Pesan Jokowi ke para menteri, dari deradikalisasi sampai sepak bola
Baca juga: Polri: Anak Abu Rara diikutkan program deradikalisasi
Baca juga: Indonesia model sukses upaya deradikalisasi
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019