"Peralihan musim itu identik dan berhubungan erat dengan penyakit vektor, jadi masyarakat perlu menyadari pentingnya PSN," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Vektor dan Zoonosis Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi, saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan PSN dapat dilakukan dengan gerakan jumat bersih, mengurangi jentik-jentik nyamuk, menaburkan abate atau menggunakan larvasida yang biologis.
Baca juga: Enam warga Ngawi meninggal akibat demam berdarahBaca juga: PMI Kerahkan relawan antisipasi penyebaran DBD
Kegiatan PSN tersebut, kata dia, tidak hanya dilakukan di rumah, melainkan juga penting dilakukan di area perkantoran, masjid serta sekolah-sekolah.
Hal itu penting dilakukan adanya perubahan kelembaban udara dari musim kemarau ke hujan yang otomatis berpengaruh pada siklus hidup nyamuk.
Berdasarkan penelitian yang sudah ada, kata dia, khususnya terkait pengaruh iklim pada penyakit, penyakit yang ditularkan melalui vektor terutama nyamuk cukup sering ditemukan.
Ditambah lagi, terdapat sekitar 150an jenis nyamuk di Indonesia dan masing-masingnya beradaptasi dengan lingkungan berdasarkan pengaruh iklim.
Ia menjelaskan perubahan kelembapan udara membuat nyamuk sebagai salah satu makhluk hidup perlu untuk beradaptasi termasuk dalam sistem reproduksi.
"Bisa saja umur nyamuk menjadi lebih pendek yakni 10 hari atau malah memanjang menjadi 14-18 hari," kata dia.
Tentu saja hal tersebut berpotensi dalam peningkatan jumlah nyamuk di lingkungan sekitar yang otomatis juga dapat mengancam terjadinya demam berdarah.
"Jadi perlu untuk menyadari pentingnya PSN dan lakukan secara rutin," kata dia.
Baca juga: Peran jumantik yang semakin penting di DKI
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019