Praktisi bidang properti Marcellus Chandra melihat prospek pengembangan rumah tapak murah di kawasan perkotaan masih bisa dibangun mengingat masih banyak lahan-lahan yang belum tergarap di kota-kota satelit Jakarta.Saya kira masih ada tanah-tanah murah di koridor itu untuk dijadikan rumah subsidi
"Saat ini banyak kota-kota baru yang menjadi satelit Jakarta arah ke Barat sampai Kota Serang, Timur sampai Cikarang, dan Selatan sampai Bogor. Saya kira masih ada tanah-tanah murah di koridor itu untuk dijadikan rumah subsidi," kata Marcellus di Jakarta, Senin.
Marcellus mengatakan untuk kota-kota satelit tersebut selain penting dibangun hunian bertingkat (apartemen), untuk menghadirkan rumah tapak dengan harga terjangkau masih sangat dimungkinkan.
Marcellus mengatakan tertarik untuk mengembangkan rumah subsidi setelah sebelumnya pernah menggarap villa di Bali dan juga apartemen di Serpong Tangerang dengan menggandeng investor asal negara China.
Marcellus lulusan teknik sipil dan IT dari salah satu perguruan tinggi di Australia ini mengaku iklim properti saat ini jauh lebih baik sehingga dirinya menyatakan kesiapannya untuk kembali berekspansi.
Marcellus mengaku proyek properti di Serpong memang sempat mengalami keterlambatan sebelum akhirnya menggandeng Nantong Double Great Group, investor asal China yang melanjutkan pembangunannya.
"Proyek hunian itu kini sudah rampung serta berhasil mengajak kerja sama dengan Universitas Esa Unggul untuk bergabung di dalamnya. Tentunya hal ini menjadikan captive market bagi pemilik unit di Double Great Residence Serpong," ujarnya.
Menurut Marcel hadirnya kampus di Double Great Residence tentunya akan membutuhkan tempat kos baik bagi mahasiswa maupun tenaga administrasi maupun pengajarnya.
Marcel mengaku dirinya belajar sebagai pengembang bukan dari perkuliahan justru banyak belajar strategi pemasaran setelah dirinya bergabung dengan salah satu perusahaan pemasaran berjenjang (multi level marketing).
Marcel mengatakan saat ekonomi sedang pulih saat ini pasar menengah bawah justru sangat besar sehingga PT Prioritas Land Indonesia sangat tertarik untuk menggarap hunian bersubsidi program pemerintah.
Bagi Marcel bisnis bukanlah perkara siapa yang menang, melainkan siapa yang bisa bertahan di tengah masa sulit. Sebagai pengusaha, pasti banyak rintangan dan hambatan.
"Kegagalan dan jatuh bangun dalam menjalankan usaha itu akan menjadi guru terbaik untuk menguatkan pondasi dalam mengelola bisnis," ujar dia.
Hal ini juga menjadi pembelajaran bagi Marcel saat membangun Double Great Residence yang sempat mengalami kemacetan, beruntung proyek itu kembali berjalan dan sudah mulai dihuni.
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019