• Beranda
  • Berita
  • Harga emas turun, tertekan kenaikan ekuitas dan penguatan dolar AS

Harga emas turun, tertekan kenaikan ekuitas dan penguatan dolar AS

5 November 2019 06:32 WIB
Harga emas turun, tertekan kenaikan ekuitas dan penguatan dolar AS
Ilustrasi - Emas murni 99,99 persen. ANTARA/Shutterstock/Allstars/aa.
Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange lebih rendah pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena kenaikan ekuitas dan dolar AS yang lebih kuat telah mengurangi permintaan terhadap emas.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun 0,3 dolar AS atau 0,02 persen, menjadi ditutup pada 1.511,1 dolar AS per ounce.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,24 persen menjadi 97,47 pada pukul 18.30 GMT, sesaat sebelum penyelesaian transaksi emas.

Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS menguat maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Pada pukul 17.35 GMT, Indeks Dow Jones Industrial Average menambahkan 114,75 poin atau 0,42 persen. Indeks S&P 500 naik 11,36 poin atau 0,37 persen, dan Indeks Komposit Nasdaq naik 46,8 poin atau 0,56 persen.

Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan ekuitas AS. Ketika pasar saham sedang meningkat, investor dapat berhenti membeli aset safe haven dan mengalihkan dananya ke aset-aset berisiko seperti saham.

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 1,4 sen atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada 18,066 dolar per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 15,3 dolar AS atau 1,6 persen, menjadi 938,7 dolar AS per ounce.

Pada akhir pekan lalu, emas berjangka berakhir sedikit lebih rendah karena daya tarik safe haven emas tertekan oleh data ekonomi Amerika Serikat yang positif.

Baca juga: Bursa saham Spanyol menguat, Indeks IBEX-35 ditutup naik 0,95 persen

Baca juga: Analis: IHSG pekan ini berpeluang naik, ini indikatornya

Baca juga: Rupiah awal pekan berpotensi melemah, ini penyebabnya

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019