Menurut transkrip yang disiarkan pada Senin (4/11) mengenai penyelidikan pemakzulan oleh panel Urusan Luar Negeri, Intelijen dan Pengawasan Parlemen, mereka memberikan gambaran terperinci mengenai tekanan yang dirasakan oleh diplomat senior AS. Sekutu Trump, kata mereka, berusaha menekan Ukraina agar melakukan penyelidikan mengenai pesaing politik dalam negeri presiden dari Republik tersebut.
Marie Yovanovitch, yang secara mendadak ditarik oleh Trump sebagai duta besar untuk Ukraina pada Mei, mengatakan kepada komite Dewan Perwakilan Rakyat mengenai serangan terhadap dirinya di media konservatif dan dari sekutu dekat Trump, yang mempertanyakan kesetiaan dia kepada presiden.
"Saya terkejut," kata Marie Yovanovitch saat mengetahui dari Asisten Menteri Luar Negeri Philip Reeker bahwa Trump ingin dia melepaskan jabatannya, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa.
Rudy Giuliani, pengacara pribadi presiden, dan Donald Trump Jr., putra presiden, juga telah mengunggah kecaman terhadap dia di media sosial.
"Jika ada putra presiden berkata, kalian tahu, kita perlu menarik badut-badut ini, atau namun ia merujuk kepada saya, itu membuat keadaan jadi berat untuk menjadi duta besar yang dapat dipercaya di satu negara," kata wanita pejabat tersebut.
Yovanovitch mengatakan ia pertama mengetahui pada akhir 2018 bahwa Giuliani telah terlibat dalam kebijakan Ukraina ketika para pejabat Ukraina memberitahu dia mengenai komunikasi mantan wali kota New York dengan mantan jaksa agun Ukraina.
Ia menggambarkan bagaimana Gordon Sondland, Duta Besar AS untuk Uni Eropa, telah mendesak dia agar menggunakan Twitter untuk menyampaikan dukungan buat Trump guna menyelamatkan pekerjaannya. "Ia mengatakan, kalian tahu, kamu perlu menjadi besar atau pulang. Kamu perlu, kamu tahu, mencuit bahwa kamu mendukung presiden," katanya.
Beberapa saksi telah mengatakan Sondland, donor utama Trump, memainkan peran penting dalam kebijakan Ukraina, kendati negara tersebut bukan bagian dari Uni Eropa. Sondland juga bersaksi dalam penyelidikan Parlemen, dan transkripnya diperkirakan dikeluarkan Selasa.
Baca juga: Presiden Ukraina sebut telepon dari Trump tidak berisi ancaman
Michael McKinley, mantan penasehat senior Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, mengatakan kepada para penyelidik Parlemen bahwa ia meninggalkan posisinya setelah Departemen Luar Negeri memilih untuk tidak mempertahankan Yovanovitch dari kecaman Trump dan sekutu politiknya.
Ia juga menyampaikan keprihatinan mengenai "mengenai apa yang kelihatan sebagai pemanfaatan duta besar kita di luar negeri untuk menggolkan sasaran politik dalam negeri", kata McKinley kepada
anggota Parlemen.
"Saya merasa ini bukan cara kita memelihara keutuhan pekerjaan yang kita lakukan di luar perbatasan. Kita dimaksudkan memproyeksikan sikap tidak memihak di luar negeri," katanya.
Penyelidikan Parlemen, yang dipimpin Demokrat, dipusatkan pada percakapan telepon 25 Juli, saat Trump meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy agar menyelidiki mantan wakil presiden Joe Biden, pesaing utama dari Demokrat saat Trump berusaha terpilih kembali pada November 2020.
sumber: Reuters
Baca juga: Gedung Putih tolak kerja sama penyelidikan pemakzulan Trump
Baca juga: Trump kampanye untuk kacaukan upaya pemakzulan dirinya
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019