• Beranda
  • Berita
  • Kemendikbud kembali latih 900 prajurit TNI yang bertugas di perbatasan

Kemendikbud kembali latih 900 prajurit TNI yang bertugas di perbatasan

5 November 2019 14:52 WIB
Kemendikbud kembali latih 900 prajurit TNI yang bertugas di perbatasan
Direktur Jenderal Guru dan Kependidikan Kemendikbud Dr Supriano menyematkan tanda peserta pelatihan bimbingan teknis penguatan kompetensi prajurit TNI AD di Batalyon 133/Yudha Sakti Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa (5/11/2019) ANTARA/Indriani

bukan untuk menggantikan guru, namun hanya melengkapi saja

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) kembali melatih sebanyak 900 anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) yang akan bertugas di perbatasan Indonesia.

"Hari ini kami melatih 900 prajurit TNI yang akan ditempatkan di perbatasan Indonesia yang berada di Kalimantan Barat. Kegiatan bimbingan teknis ini terbagi dua yakni 450 prajurit di Padang dan 450 lagi di Singkawang, Kalimantan Barat," ujar Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Dr Supriano saat membuka bimbingan teknis penguatan kompetensi di Batalyon Infanteri 133/Yudha Sakti, di Padang, Sumatera Barat, Selasa.

Para prajurit itu akan diberikan dilatih bagaimana memiliki kemampuan pedagogik atau keterampilan dalam mengelola pembelajaran di dalam kelas.

Baca juga: Prajurit Pamtas RI-Malaysia jadi Guru Ngaji
Baca juga: Prajurit perbatasan berperan juga menjadi guru


Para personil TNI AD tersebut akan dibekali lima kemampuan yakni penguatan pendidikan karakter, bela negara, baca tulis hitung, kecakapan hidup, dan kepanduan.

Supriano menjelaskan dari segi pengetahuan, para personil TNI sudah memiliki karena merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), namun yang belum ada kemampuan pedagogiknya.

Pelatihan bimbingan teknis tersebut diberikan selama 40 jam, yang dibimbing dan dilatih oleh widyaiswara dan dosen-dosen yang berpengalaman.

"Keberadaan personil TNI ini di sekolah bukan untuk menggantikan guru, namun hanya melengkapi saja. Hal ini dikarenakan sebagian besar masalah pendidikan di daerah terluar, tertinggal dan terdepan (3T) adalah masalah kekurangan guru," terang Supriano lagi.

Personil TNI AD tersebut akan mengajar di sekolah hingga ada guru yang bertugas di sekolah itu.

Bimbingan teknis itu merupakan pelaksanaan dari Perjanjian Kerja sama pada tanggal 27 Februari 2019 antara Dirjen GTK dan Asisten Teritorial KASAD tentang Penguatan Kompetensi dalam Proses Pembelajaran di Kelas kepada personil TNI AD pada satuan pendidikan di daerah 3T untuk memenuhi kebutuhan guru di daerah perbatasan.

Baca juga: Prajurit TNI tidak gantikan tugas guru di 3T
Baca juga: Kodam XII/Tanjungpura siapkan 100 prajurit sebagai guru di perbatasan
Baca juga: Prajurit TNI di Biak Rangkap Jadi Guru

 

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019