COO dan CO-Founder ECGO Bike, Rosyeni, kepada ANTARA pada Selasa, menjelaskan bahwa startup mereka menawarkan solusi mahalnya harga baterai dengan cara sewa.
"Konsumen hanya beli sepeda motornya saja, baterainya tidak usah, melainkan disewa Rp95.000 setiap bulan atau jika mencapai 1.000 kilometer (mana yang lebih dahulu)," kata Rosyeni.
Jika dihitung biayanya Rp95.000/1.000 kilometer, maka untuk 1 kilometer pengguna hanya mengeluarkan Rp95 saja. Harga sewa baterai Rp95.000 setiap bulan tentu jauh lebih murah ketimbang biaya bensin menggunakan sepeda motor konvensional.
ECGO-2 dijual dengan harga kisaran Rp8 jutaan, tanpa termasuk baterai yang kelak akan disewa pengguna. Harga itu jelas lebih murah dari sepeda motor listrik include baterai, misalnya motor listrik Gesits sekitar Rp25 juta dan Viar Rp17 juta sampai Rp18 jutaan.
Sebagai informasi, baterai pada kendaraan listrik merupakan komponen termahal.
Rosyeni menjelaskan, berdasarkan data pengguna sepeda motor, pengguna tunggangan bertenaga listrik masih sebesar 0,007 persen di Indonesia. Sehingga terbuka peluang untuk memasarkan kendaraan ramah lingkungan itu.
ECGO yang tampil perdana di pameran GIIAS 2019 juga menarik minat pengusahan. Rosyeni mengatakan, hingga saat ini sudah terdapat 388 toko yang berkomitmen untuk menjadi distributor ECGO di seluruh Indonesia.
"Dominan di Pulau Jawa, antusiasme mereka tinggi. Mereka bahkan sudah memetakan daerah-daerah mana yang akan menjadi titik penjualan ECGO," kata Rosyeni.
Jaringan "Swap" Baterai
Konsep bertukar atau swap baterai menjadi andalan ECGO untuk menarik konsumen. Dengan metode pertukaran baterai, konsumen tidak perlu pusing apabila piranti penyimpan daya itu habis saat dipakai.
Melalui jaringan penjualan yang sedang dibangun, ECGO menawarkan kemudahan kepada konsumen untuk menukarkan baterai di mana saja melalui aplikasi ponsel.
Aplikasi ECGO pada ponsel akan merangkum berbagai hal berkaitan dengan kondisi baterai (low batt warning), anti theft warning, over heating, battery not in good health dan dan jarak tempuh sepeda motor listrik.
Mekanismenya adalah baterai dapat terhubung dengan server, kemudian server akan berkomunikasi dua arah kepada pengguna serta diler atau toko ECGO terdekat.
"Hadirnya banyak peminat untuk menjadi distributor ECGO juga sejalan dengan konsep swap baterai. Artinya, mereka akan menyediakan baterai untuk ditukarkan kepada pengguna yang kehabisan baterai, lewat aplikasi itu," kata dia.
Saat ini perusahaan itu memiliki tiga model sepeda motor listrik antara lain ECGO-1, ECGO-2 dan ECGO-3 (prototipe). Mereka berencana mengenalkan model baru ECGO-5.
Model ECGO-2 dengan tampilan yang ringkas dan futuristik menjadi andalan ECGO di pasar Indonesia. Sepeda motor listrik itu tersedia dalam lima warna antara lain oranye, abu-abu titanium, putih mutiara, warna teh hijau dan biru laut.
Baca juga: Honda luncurkan mobil listrik pertama dalam Tokyo Motor Show 2019
Baca juga: Peugeot punya tiga motor listrik, akankah masuk Indonesia?
Baca juga: Layanan sewa motor listrik hadir di Summarecon Mall Bekasi
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019