"Ini dari tempat ibadah wihara, kelenteng, gereja, masjid. Kami ingin mengajarkan agar kenal tempat ibadah di Indonesia. Anak-anak tidak hanya melihat dari buku, televisi, tapi bisa melihat langsung," kata anggota panitia acara itu, Ajeng Wirohmawati, di Jombang, Selasa.
Ia mengatakan anak-anak antusias mengikuti kegiatan itu. Mereka bisa bertemu dengan rekan-rekan mereka, kendati berbeda agama. Bahkan, mereka juga bisa dialog dengan perwakilan pengurus tempat ibadah.
Salah satu kunjungan itu dilakukan siswa SD Islam Ar-Rahman Jombang yang mengunjungi gereja di kompleks SD Kristen Petra Jombang. Anak-anak juga senang bisa mengenal pemeluk agama lain.
"Kami melihat anak-anak antusias karena jarang bertemu dengan rekan yang warna kulitnya berbeda. Anak-anak menjadi tahu tempat ibadah," kata dia.
Ririn Nurani Setiyaningrum, salah seorang kepala sekolah yang di kompleksnya ada gereja dan menjadi sasaran kunjungan, mengaku senang dengan kunjungan anak-anak tersebut. Anak-anak diajarkan untuk berteman dengan siapa pun tanpa memandang agama, termasuk berkunjung ke tempat ibadah pemeluk agama lain.
"Kami terkejut ada yang berkunjung dan membawa murid untuk lebih mengenal keberagaman di Indonesia, di tempat ibadah. Puji Tuhan mereka bisa menerima keberagaman itu," kata dia.
Ia menilai kegiatan itu positif, terlebih diajarkan kepada anak-anak sejak dini. Keberagaman sebagai hal indah bila saling memahami tentang agama lain dan bisa saling menjaga kerukunan.
"Yang utama adalah kerukunan dan kami merasa nyaman hidup di Jombang. Sebagai kota santri, kesantrian bukan hanya ditunjukkan dekat dengan Tuhan tapi secara pribadi, dan sesama juga bisa menerima (pemeluk agama lain, red.)," kata dia.
Di Kabupaten Jombang, bukan hanya anak-anak yang dikenalkan toleransi beragama sejak dini. Para pemuda dari berbagai agama juga sering mengadakan kegiatan bersama, salah satunya saat Ramadhan, di mana di kompleks Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno, Kabupaten Jombang para pemuda lintas agama bersama-sama membagikan takjil kepada warga.
Mereka menilai komitmen menjaga persatuan dan persaudaraan antaranak bangsa perlu digelorakan secara terus menerus dengan tanpa menghilangkan perbedaan.
Jiwa toleran setiap pemuda juga perlu dipupuk sejak dini, salah satunya dengan saling bekerja sama dalam hal menangani masalah kemanusiaan.
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019