Kepala Bidang Tenaga Pendidik Dinas Pendidikan Kota Pasuruan, Jawa Timur, Amin Jafar, saat dikonfirmasi di Pasuruan, Rabu mengatakan aksi yang dilakukan kepala sekolah itu merupakan spontanitas sesama kepala sekolah.
"Bagaimanapun atas musibah ini kami juga ikut merasakan kesedihan. Untuk itu, kami ingin memberikan dukungan kepada siswa atap peristiwa itu," ujarnya di Pasuruan.
Ia mengatakan, masing-masing kepala sekolah baik SD maupun SMP yang ada di Kota Pasuruan, hari ini berjalan mengunjungi sekolah dan para korban.
Baca juga: Enam siswa sekolah ambruk masih dirawat intensif
"Ini bentuk solidaritas kami, kami juga merasakan sakit atas penderitaannya, dan kami juga ingin memberikan dukungan kepada anak- anak kami," katanya.
Selain sebagai bentuk solidaritas, kata dia, pihaknya juga ingin memastikan apakah ada trauma terhadap para siswa siswi yang turut menjadi korban. Sehingga, bisa dilakukan pertolongan secara cepat dan tepat.
"Sekaligus mengecek apakah ada trauma di situ, sehingga kami bisa membantu memberikan pertolongan. Para kepala sekolah ini menyumbangkan tenaga dan sebagian uang untuk membantu para korban," ucapnya.
Harapannya, lanjut dia, para siswa yang turut menjadi korban bisa kembali bersekolah tanpa kendala apapun.
Baca juga: Kemendikbud akan berikan mitigasi bencana siswa sekolah ambruk
"Kami akan mencoba bicara dari hati ke hati supaya mereka bisa bangkit dan kembali ke sekolah," katanya.
Sebelumnya, sebanyak dua orang meninggal dunia terdiri dari satu siswa dan guru serta belasan siswa lainnya mengalami luka-luka akibat ambruknya atap di SDN Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa (5/11) pukul 08.30 WIB.
Gedung sekolah yang ambruk berada di bagian depan terdiri dari empat kelas, yakni kelas 2 A dan B, serta kelas 5 A dan B.
Baca juga: Siswa sekolah ambruk diliburkan selama sepekan
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019