• Beranda
  • Berita
  • Indonesia miliki daya tahan di tengah perlambatan ekonomi global

Indonesia miliki daya tahan di tengah perlambatan ekonomi global

6 November 2019 16:41 WIB
Indonesia miliki daya tahan di tengah perlambatan ekonomi global
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di sela acara Indonesia Banking Expo (IBEX) 2019 di Jakarta, Rabu (6/11/2019). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)

dari segi investasi dan industri perdagangan juga memiliki catatan yang cukup baik dalam menopang perekonomian nasional.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa ekonomi Indonesia memiliki daya tahan yang cukup baik di tengah perlambatan global seiring masih kuatnya konsumsi domestik.

"Kalau kita lihat dari segi domestik, konsumsi kita masih kuat. Ada beberapa faktor fundamental yang membuat kita mempunyai 'resilience' atau daya tahan," ujar Airlangga di sela acara Indonesia Banking Expo (IBEX) 2019 di Jakarta, Rabu.

Selain konsumsi, ia menambahkan, dari segi investasi dan industri perdagangan juga memiliki catatan yang cukup baik dalam menopang perekonomian nasional.

Ia menambahkan dalam rangka mendorong investasi di dalam negeri lebih bergairah, pemerintah sedang merancang skema undang-undang Omnibus Law. Omnibus Law adalah satu undang-undang (UU) yang sekaligus merevisi beberapa UU, bahkan puluhan UU.

Baca juga: Wamenkeu: Pertumbuhan 5,02 persen beri optimisme kinerja ekonomi

"Diharapkan bisa memotong regulasi yang selama ini menjadi penghambat untuk melakukan investasi" katanya.

Melalui kebijakan itu, Airlangga berharap tren pertumbuhan investasi di dalam negeri dapat semakin lebih baik. "Singapura investasinya sudah turun agak dalam, jadi kita masih punya resistensi, ini yang terus akan kami jaga," ucapnya.

Ia juga berharap dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah nantinya juga dapat memperbaiki peringkat kemudahan berbisnis atau Ease of Doing Business (EODB) Indonesia yang saat ini berada pada posisi ke-73.

Dalam kesempatan itu, Airlangga juga mengatakan bahwa pemerintah juga fokus untuk memperbaiki neraca perdagangan sehingga turut membantu menjaga pertumbuhan ekonomi nasional, salah satunya menerapkan program biodiesel B30 sampai B100.

"Program B30 sampai B100 roadmap-nya sedang kami siapkan. Program B100, kita bisa hemat sampai 18 miliar dolar AS, kalau B30 itu sekitar 6 miliar dolar AS. Dengan demikian, tekanan neraca perdagangan dari situ saja sudah bisa diselesaikan," katanya.
Baca juga: Sri Mulyani: RI fokus jaga konsumsi domestik, hadapi tantangan global

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019