• Beranda
  • Berita
  • Menristek dorong potensi sisa garam untuk baterai mobil listrik

Menristek dorong potensi sisa garam untuk baterai mobil listrik

6 November 2019 23:50 WIB
Menristek dorong potensi sisa garam untuk baterai mobil listrik
Menteri Riset Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro (kiri) bersama Deputy Bidang Klimatologi BMKG Herizal (kanan) menjadi nara sumber diskusi saat Rapat Koordinasi Kadin Indonesia di Jakarta, Selasa (5-11-2019). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/pd.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang P.S. Brodjonegoro mendorong penelitian dan pengembangan kandungan natrium pada sisa garam konsumsi yang berpotensi untuk pengganti litium yang dapat dimanfaatkan pada pengembangan baterai kendaraan listrik, termasuk mobil dan motor.

"Kalau kita ingin mengembangkan mobil listrik, itu 'kan berarti butuh baterai, baterainya saat ini dari litium. Ternyata ada sumber litium di luar nikel, tepatnya sisa dari garam, garam yang tidak dipakai konsumsi, itu natrium bisa diolah," kata Bambang dalam bincang-bincang tentang Arah Kebijakan Riset dan Inovasi dengan Memanfaatkan Pendanaan Mitigasi Perubahan Iklim yang diselenggarakan oleh Pangudi Luhur Alumni Club di SMA Pangudi Luhur, Jakarta Selatan, Rabu malam.

Saat ini, baterai litium sedang dikembangkan di Indonesia karena Indonesia memiliki sumber litium yang berasal dari nikel. Pabrik baterai litium sedang dibangun di Morowali, Sulawesi Tengah. Baterai menjadi komponen penting bagi kendaraan listrik karena menyumbang 25—40 persen dari biaya total kendaraan listrik.

Baca juga: Menristek: PLTN tetap disiapkan untuk antisipasi kebutuhan listrik

Saat ini, kata dia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sedang meneliti dan mengembangkan potensi natrium untuk pengganti litium sehingga mampu memproduksi baterai karena kandungan natrium jaug lebih banyak daripada litium di muka bumi ini.

"ITS pun harus memastikan ini, sekarang mungkin baru prototipe, ini harus dikembangkan menjadi produksi yang sudah masuk keekonomiannya," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian mengincar investasi sektor industri baterai kendaraan listrik yang diproyeksi akan makin tumbuh dan berkembang di dalam negeri.

Hal ini seiring dengan implementasi Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Baca juga: Menristek usulkan kemitraan inti-plasma tak hanya untuk sawit

“Apalagi di dalam regulasi tersebut, mendorong pengoptimalan konten lokal yang sekaligus nantinya untuk meningkatkan daya saing dan memperdalam struktur industri kita,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Menurut Menperin, salah satu hal penting dalam percepatan industri kendaraan listrik adalah penyiapan industri pendukungnya sehingga mampu meningkatkan nilai tambah industri di dalam negeri. Misalnya, penyiapan industri Power Control Unit (PCU), motor listrik, dan baterai.

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019