Indonesia berkomitmen dorong reformasi WTO

7 November 2019 07:15 WIB
Indonesia berkomitmen dorong reformasi WTO
Logo - Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). ANTARA/Ist/pri.

Pada pertemuan ini dibahas dua agenda yaitu Possible Outcomes KTM WTO ke-12 dan Reformasi WTO. Pada kesempatan ini, Indonesia memperkuat komitmennya mendorong upaya reformasi WTO

Indonesia berkomitmen mendorong reformasi Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) pada pertemuan informal tingkat menteri WTO di Shanghai, China.

Pertemuan ini bertujuan untuk menghasilkan rumusan dalam mendukung pelaksanaan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO ke-12 yang akan digelar di Kazakstan pada 2020.

"Pada pertemuan ini dibahas dua agenda yaitu Possible Outcomes KTM WTO ke-12 dan Reformasi WTO. Pada kesempatan ini, Indonesia memperkuat komitmennya mendorong upaya reformasi WTO," ungkap Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga lewat keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Wamendag menyampaikan, Indonesia akan terus mendorong penyelesaian perundingan subsidi bidang perikanan (fisheries subsidies).

Hal ini mengingat sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki jutaan penduduk yang bekerja sebagai nelayan. Untuk itu, Indonesia melarang bentuk subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap penangkapan ikan yang berlebihan serta terjadinya praktek ketidaktaatan peraturan dan penangkapan ikan ilegal. 

Sementara di sektor pertanian, Indonesia terus mendorong pembentukan solusi permanen terhadap cadangan pangan masyarakat untuk ketahanan pangan atau dan penyelesaian Special Safeguard Mechanism (SSM) yang efektif.

Jerry juga menyampaikan bahwa Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo akan mendorong anggotanya untuk fokus terhadap tujuan sistem perdagangan multilateral dan berusaha mengerucutkan arah perundingan di forum WTO.

"Diharapkan isu mandat Doha Development Agenda, perundingan seperti subsidi-subsidi perikanan, dan inisiatif baru seperti fasilitasi investasi, niaga elektronik, serta usaha mikro, kecil, dan menengah dapat menjadi tujuan bersama sebagai persiapan pada KTM WTO ke-12 mendatang," ujar Wamendag.

Pada hari yang sama, Jerry juga melakukan pertemuan bilateral dengan Penasehat Perdana Menteri Bidang Perdagangan, Tekstil, Industri dan Produksi, dan Investasi Pakistan Abdul Razak Dawood di sela pertemuan informal tingkat menteri WTO.

Pada pertemuan tersebut Penasehat Perdana Menteri Bidang Perdagangan, Tekstil, Industri dan Produksi, dan Investasi Pakistan menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia atas selesainya perjanjian Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agrement (IP-PTA).

“Melalui kesepakatan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke Pakistan, khususnya kelapa sawit yang saat ini mengalami hambatan di Uni Eropa,” jelas Wamendag.

Pada pertemuan ini, Wamendag mengungkapkan pentingnya produk kelapa sawit bagi Indonesia dan kemungkinan pelaku usaha kelapa sawit Indonesia berinvestasi di Pakistan.

“Diharapkan Pakistan dapat menyampaikan dukungan untuk produk kelapa sawit dalam forum-forum internasional,” katanya.

Selain Pakistan, Wamendag juga bertemu dengan Sekretaris Negara dan Menteri Luar Negeri Norwegia Mariane Hagen. Pada pertemuan ini, dibahas isu fisheries subsidies dan pembangunan berkelanjutan.

Baca juga: Korsel tak lagi mengejar perlakuan istimewa di WTO

Baca juga: USTR konfirmasi tarif produk Uni Eropa berlaku mulai 18 Oktober

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019