Kita dari asosiasi harapkan agar tidak memberikan kerugian kepada publik itu saja yang bisa kita lakukan
Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Inaca) mengimbau kisruh yang kembali terjadi antara Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Air Group tidak menimbulkan kerugian di publik, terutama penumpang pesawat.
“Kalau dari Inaca bentuknya imbauan, kalau ada diskusi antarkorporasi bisa diselesaikan, jangan sampai menimbulkan kerugian pada publik,” kata Ketua Umum Inaca Denon Prawiraatmadja usai menghadiri diskusi yang bertajuk “Kesiapan Sektor Transportasi Mendukung Pariwisata di Lima Bali Baru Super Prioritas” di Jakarta, Kamis.
Selanjutnya, Denon mengimbau agar masing-masing maskapai bisa menyelesaikan masalahnya dan pihaknya tidak bisa masuk lebih jauh kepada internal perushaan.
“Kita dari asosiasi harapkan agar tidak memberikan kerugian kepada publik itu saja yang bisa kita lakukan. Urusan internal mereka ya mereka selesaikan, artinya kita enggak bisa jauh masuk ke urusan internal korporasi,” katanya.
Dalam kesempatan sama, Sekretaris Jenderal Inaca Bayu Sutanto menanggapi memburuknya hubungan bisnis maksapai anggota Inaca itu sebagai hal yang wajar.
“Itu masalah kontrak kedua belah pihak perusahaan saha, misalnya kalau maskapai enggak cocok sama ‘ground handling’ yang ini ya pindah,” ujarnya.
Hubungan bisnis antara PT Sriwijaya Air (Sriwijaya) dan PT Citilink Indonesia kembali tidak akur karena adanya sejumlah masalah yang membuat keduanya memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama operasi.
“Kami merujuk pada status terkini kerja sama manajemen antara Sriwijaya dan Citilink, anak usaha Garuda Indonesia. Karena ada sejumlah masalah di mana kedua pihak belum bisa diselesaikan. Dengan berat hati, kami menginformasikan bahwa Sriwijaya melanjutkan bisnisnya sendiri,” kata Direktur Teknik dan Layanan Iwan Joeniarto.
Dengan demikian, lanjut Iwan, Sriwjaya Air Group tidak lagi menjadi anggota Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Group akan kembali menjalani berdasarkan business to business (B to B).
Sebelumnya, Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Air Group menjalin kerja sama operasi seiring dengan kondisi keuangan perusahaan maskapai nasional swasta itu yang tidak mendukung.
Dalam prosesnya, pada September hubungan bisnis itu mengalami guncangan yang menyebabkan susunan direksi Sriwijaya dirombak dan mengundurkan diri oleh dewan komisaris.
Namun, akhirnya keduanya kembali rujuk dengan alasan mempertimbangkan tiga hal, yakni mengedepankan keselamatan mempertimbangkan kepentingan pelanggan dan menyelamatkam aset negara, sementara saat ini hubungan bisnis kedua maskapai itu kembali terganggu.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019