• Beranda
  • Berita
  • Seniman 7 negara akan kolaborasi pentaskan opera di Yogyakarta

Seniman 7 negara akan kolaborasi pentaskan opera di Yogyakarta

7 November 2019 21:33 WIB
Seniman 7 negara akan kolaborasi pentaskan opera di Yogyakarta
Seniman Yogyakarta, Indonesia Didik Nini Thowok (memegang ponsel) saat teleconference terkait event Kolaborasi Internasional opera "In Search of a Dream" di ISI Yogyakarta (ANTARA/Hery Sidik)

proyek ini berkembang sampai sekarang dengan tema 'Interrupted Dream' masih bersumber dari Peony Pavillion Opera China

Seniman dari tujuh negara, termasuk Indonesia, akan berkolaborasi mementaskan pertunjukan opera bertajuk "In Search of a Dream" di Concert Hall Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada 15 November 2019.

"'International collaboration In Search of a Dream' akan diikuti artis seni dari beberapa negara, di antaranya Taiwan, Hongkong, Singapura, Jepang, Kamboja, Thailand, dan Indonesia," kata produser acara sekaligus seniman Yogyakarta Didik Nini Thowok dalam telekonferensi di ISI Yogyakarta, Kamis.

Seniman tujuh negara itu, antara lain Didik Ninik Thowok (Yogyakarta, Indonesia), Makoto Matsushima (Tokyo, Jepang), Nget Rady (Phnom Penh, Kamboja), Soultari Amin Farid (Singapura), Sabrina SNG (Singapura), Nattapon Wannaun/Guide (Hat Yi - Bangkok), Kong Chun Kit/Jason kong (Hongkong) dan Chao hsin (Taipe).

Menurut dia, "International Collaboration" adalah pertunjukan kolaborasi seniman Asia bertema "The Interrupted Dream Series". Selain "In Search of a Dream", pementasan lain bertajuk "Journey to a Dream" juga dipentaskan dalam Southernmost Festival di Singapura pada November ini.

"Tema pertunjukan kolaborasi mengangkat cerita Peony Pavillion, sebuah opera China yang sangat terkenal," katanya.

Baca juga: Musisi Malaysia-NTB kolaborasi Pentas Seni di Taman Budaya

Menurut Didik, para seniman akan tampil dengan berbagai tradisi, dan dalam penampilannya nanti tidak menggunakan dialog, namun bahasa tubuh dengan tari-tarian.

Meski demikian, nantinya akan ada teks yang muncul di layar yang disiapkan di panggung pertunjukan.

"Pertunjukan nanti adalah pertukaran budaya antara Tiongkok dan Indonesia, serta sebagai kritik budaya bagi kedua belah pihak. Setelah di Yogya (ISI Yogyakarta), kolaborasi pertunjukan akan tampil di Denpasar, Bali (ISI Bali), dan Jakarta (Gedung Salihara)," katanya.

Didik mengatakan kolaborasi internasional di Yogyakarta itu hasil kerja sama dengan Zuni Ecosahidron-Hongkong, Dinas Kebudayaan DIY, ISI Yogyakarta, ISI Denpasar Bali, Salihara Jakarta, dan para sponsor.

Dia menjelaskan diawali kolaborasi pada 2016 di Nanjing dengan Sun Yijun seorang artist Kunqu Opera dari China, Danny Zung dari Zuni Ecosahidron Hongkong mengundang dirinya dalam acara itu, kemudian berlanjut Danny bersama Makoto Sato membuat proyek tersebut.

"Saya ada ketertarikan mempelajari Opera China yang akhirnya terlaksana pada 2018 belajar di Taiwan atas bantuan Danny Yung. Dan proyek ini berkembang sampai sekarang dengan tema 'Interrupted Dream' masih bersumber dari Peony Pavillion Opera China," katanya.

Perwakilan ISI Yogyakarta, Bambang Pudjasworo, mendukung acara "International Collaboration" tersebut.

"Dari ISI Yogyakarta hanya membantu fasilitas saja. Semoga kolaborasi pertunjukan seniman dari berbagai negara ini bisa berjalan dengan baik dan lancar," katanya.

Baca juga: Duta pemuda Taiwan-Fatayat kolaborasi di pentas seni
Baca juga: Puluhan artis Bali tampilkan pentas kolaborasi

 

Pewarta: Hery Sidik
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019