Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bakal mengkaji ulang persyaratan yang ada dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait komoditas pakan ikan karena kemajuan teknologi dinilai telah mengubah sejumlah berbagai aspek.Kemarin saya menemui stakeholder dari produsen pakan ikan, terkait dengan kandungan protein akan ada kajian lagi terhadap SNI pakan
"Kemarin saya menemui stakeholder dari produsen pakan ikan, terkait dengan kandungan protein akan ada kajian lagi terhadap SNI pakan," kata Dirjen Perikanan Budi daya KKP Slamet Soebjakto di Jakarta, Jumat.
Menurut Slamet, SNI terkait pakan perikanan bisa diubah karena sekarang ada mekanisme teknologi yang luar biasa, sehingga untuk pertumbuhan perikanan tidak harus lagi mengandung protein 32 persen, tetapi bisa hanya dengan kandungan 16 persen.
Hal tersebut, lanjutnya, karena telah terdapat suplemen yang dapat meningkatkan berbagai hal untuk menumbuhkan ikan, sekaligus meningkatkan digestability atau daya telan pakan ikan tersebut.
Dirjen Perikanan Budi daya KKP menyatakan pihaknya juga telah menggalakkan program pakan mandiri yang sudah berkembang di beberapa daerah seperti di Jawa Timur, Banten, dan Lampung.
Selain itu, ujar dia, KKP juga telah menetapkan harga produk pakan mandiri yang terjangkau, sehingga juga berdampak kepada menurunnya harga sejumlah pakan ikan komersial lainnya.
Slamet mengingatkan pula kepada produsen pakan mandiri agar bila menginginkan untuk mengedarkan produk mereka harus ada izin peredaran sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Sebelumnya FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian PBB) mengapresiasi program terkait kemandirian pakan ikan di Indonesia yang dinilai merupakan contoh baik untuk negara-negara di kawasan Asia Pasifik.
"Kegiatan pakan mandiri sangat tepat dengan semangat dunia untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi kelaparan dengan penyediaan pangan yang sehat, yang sesuai dengan tema hari pangan sedunia hari ini yaitu our actions are our future, healthy diets for a zero hunger world," kata Kepala Perwakilan FAO Indonesia Stephen Rudgard.
Baca juga: FAO apresiasi program kemandirian pakan ikan Indonesia
Baca juga: Kabupaten Banyuasin belum miliki pabrik pakan ikan skala besar
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019