Lembaga tersebut, Center for Disease Control and Prevention (CDC), mengumumkan bahwa jumlah kasus cedera paru-paru yang berkaitan dengan vaping telah melonjak jadi 2.051.
Kasus cedera paru-paru yang berkaitan dengan penggunaan produk e-cigarette, atau vaping, dilaporkan muncul di semua 49 negara bagian, kecuali Alaska, District of Columbia, dan Virgin Islands AS.
"Usia menengah pasien yang meninggal ialah 53 tahun dan berkisar dari 17 sampai 75 tahun," tambah CDC.
Kebanyakan pasien melaporkan mereka menggunakan vaping THC, bahan psikoaktif pada ganja, kendati para penyelidik belum secara resmi menentukan penyebab penyakit tersebut --yang mencakup gangguan pernafasan, nyeri dada dan muntah.
CDC menyarankan masyarakat agar tidak menggunakan produk rokok elektrik atau vaping yang berisi THC dan agar tidak memodifikasi produk yang dibeli melalui gerai eceran.
Sumber: Anadolu Agency
Baca juga: China perketat larangan penjualan dan iklan rokok elektrik
Baca juga: Korea Selatan desak masyarakat hentikan rokok elektrik cair
Baca juga: Potensi penyakit sistematis bagi perokok pasif
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019