• Beranda
  • Berita
  • BI: Harga kurang kompetitif tantangan UMKM di pasar internasional

BI: Harga kurang kompetitif tantangan UMKM di pasar internasional

8 November 2019 21:53 WIB
BI: Harga kurang kompetitif tantangan UMKM di pasar internasional
Kegiatan Seminar "UMKM Menembus Pasar Internasional" yang digelar dalam rangkaian Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) 2019 oleh Bank Indonesia di Surabaya, Jumat (8/11) (H.O Bank Indonesia)

Beberapa tantangan yang masih dihadapi UMKM memasuki pasar internasional antara lain harga yang ditawarkan UMKM Indonesia masih dinilai kurang kompetitif dibandingkan produk serupa dari kawasan Asia, ditambah kelengkapan detail informasi produk dalam

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Singapura, Ramdhan Deny menyebut tantangan UMKM Indonesia ketika masuk ke pasar Internasional adalah harga yang kurang kompetitif, dibandingkan produk serupa dari kawasan Asia.

"Beberapa tantangan yang masih dihadapi UMKM memasuki pasar internasional antara lain harga yang ditawarkan UMKM Indonesia masih dinilai kurang kompetitif dibandingkan produk serupa dari kawasan Asia, ditambah kelengkapan detail informasi produk dalam standar internasional," kata Ramdhan di Surabaya, Jumat.

Ramdhan dalam acara seminar "UMKM Menembus Pasar Internasional" yang digelar dalam rangkaian Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) 2019 oleh Bank Indonesia mengatakan, perlu dilakukan penjajakan berkelanjutan minat dan peluang pembeli potensial, sebagai tindak lanjut partisipasi dalam event promosi investasi yang diselenggarakan.

Ia mengatakan, Singapura merupakan tempat berkumpulnya pembeli internasional, dan ketika UMKM Indonesia sudah memasuki pasar Singapura akan menjadi nilai tambah tersendiri bagi para pelaku usaha.

BI, kata dia, mendorong strategi pentahapan produk UMKM Indonesia untuk memasuki pasar Singapura, dengan memberikan banyak kesempatan bertemu dengan pembeli potensial international, ditambah melakukan berbagai pelatihan dan pertemuan.

"Kami juga telah memfasilitasi 'business matching' antara UMKM terpilih dengan International Potential Buyer. Selanjutnya, memonitor tindaklanjut termasuk memfasilitasi komunikasi lanjutan dalam rangka mempercepat realisasi transaksi," tuturnya.

Ramdhan berharap, apa yang dilakukan BI juga didukung regulator dalam mendorong kesiapan ekspor produk UMKM.

Ia mengatakan, dukungan agregator dari pihak eksportir dan importir untuk percepatan ekspor produk UMKM ke pasar internasional juga sangat diperlukan.

"Pada intinya UMKM diharapkan memiliki produk yang unik, bagus dan berkualitas, rajin ikut pameran, rutin melakukan kontak dengan buyer, serta sabar untuk melewati setiap prosesnya," katanya.

Sementara, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur yang juga hadir dalam kegiatan itu berharap, adanya penyelesaian masalah dalam setiap pengembangan UMKM ketika masuk di pasar Internasional.

"Ke depan judul Fesyar akan berubah dari 'UMKM Menembus Pasar Internasional' menjadi 'UMKM Menaklukan Pasar Internasional'. Dan pada kegiatan "Halal Summit" pada tahun 2020 diharapkan Jatim dapat mendominasi pada event tersebut, karena UMKM kuat negara hebat," katanya.


Baca juga: FESyar Surabaya hasilkan kesepakatan bisnis Rp19 triliun

Baca juga: Bank Indonesia jadikan ekonomi syariah sumber pertumbuhan baru

 

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019