Mereka mengisi peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW tersebut dengan membaca Alquran dan berdoa bersama di dalam masjid yang kini telah berusia 200 tahun lebih itu.
Setelah itu, mereka makan-makan bersama di ruang serba guna yang masih berada dalam kompleks masjid di kawasan Chaoyangmen tersebut.
Santapan yang tersedia berupa sup daging sapi, sup ayam, nugget, bakso daging sapi goreng, roti goreng, dan nasi putih di setiap meja bundar yang dikelilingi delapan hingga sepuluh kursi tersebut.
Ada sekitar sepuluh meja yang disediakan pihak takmir di ruangan tersebut sejak pukul 09.00 waktu setempat (08.00 WIB).
Juru masak pun dari kalangan takmir masjid yang memiliki dapur lengkap dengan peralatan masak.
"Mari makan bersama kami," kata Zhao Yong Qiang, imam Masjid Nandouya, mempersilakan Antara untuk santap menu Maulid bersama sejumlah anggota takmir.
Menurut dia, peringatan Maulid Nabi tersebut rutin digelar setiap tahun di masjid yang berlokasi sekitar 1,5 kilometer dari kantor Kementerian Luar Negeri China itu
"Suasananya selalu ramai seperti ini," ujar imam berusia 50 tahun itu yang pernah berkunjung ke Masjid Chengho Surabaya, Makam Sunan Ampel Surabaya, dan Masjid Istiqlal Jakarta itu.
Baca juga: Muslim etnis Hui di China lindungi etnis minoritas
Baca juga: Idul Adha ala Muslim Hui
Baca juga: Aktivis: Islam berkembang baik di China
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019