"Saya mau Pasar Ikan Modern itu benar-benar bermanfaat. Selain untuk mengakomodir pasar ikan dari lapangan, juga bisa dimanfaatkan untuk kuliner," kata Edhy Prabowo dalam rilis KKP yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Edhy Prabowo menekankan agar pusat kuliner yang menjadi salah satu fasilitas PIM diperhatikan kebersihannya. Dengan begitu diharapkan PIM dapat menarik minat semakin banyak pengunjung.
Perindo merupakan pihak pengelola PIM Muara Baru, Jakarta Utara. PIM yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Maret 2019 ini dan diserahkan pengelolaanya kepada Perindo sejak 14 Agustus 2019 melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara KKP dan Perindo.
PIM Muara Baru yang dibangun KKP ini terdiri dari 894 kios basah dan 155 kios kering. Selain itu, PIM juga dilengkapi oleh fasilitas pendukung lainnya yakni cold storage, food court, ruang pengepakan, Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL), klinik, ATM, ruang pertemuan dan masjid.
Menteri Edhy juga menyampaikan agar Perindo melihat peluang yang ada untuk bekerjasama dengan KKP memajukan industri kelautan dan perikanan Indonesia.
"Salah satunya, mengembangkan penyediaan benih untuk budidaya perikanan. Hal ini mengingat kondisi lapangan di mana masih banyak pembudidaya yang mengeluhkan tentang harga pakan yang mahal sehingga memberatkan usaha mereka," ucapnya.
Saat ini, Perindo memiliki pabrik pakan ikan dan pakan udang dengan produksi 30 ton/jam di Subang, Jawa Barat.
Menteri Edhy mengarahkan agar Perindo mengembangkan benih pakan yang memperhatikan kebutuhan para pembudidaya.
Ia mengatakan, hal ini akan menghidupkan usaha budidaya yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Dengan begitu, kedua belah pihak pun akan sama-sama diuntungkan.
Menteri Edhy mengatakan, sudah sewajarnya BUMN sebagai tangan kanan negara berperan mengedepankan pemberdayaan masyarakat, di samping mengejar laba perusahaan semata.
Ia mengatakan, KKP terbuka untuk bekerja sama dengan Perindo dalam program-program yang sejalan. Meskipun begitu, ia menekankan agar Perindo bekerja secara profesional dan tidak melimpahkan pekerjaan tersebut kepada subkontraktor.
“Tapi kami mau profesional loh, jangan nanti disubkon. Boleh kalian memberdayakan pembudidaya di daerah yang kualitasnya bagus, tapi jangan ditinggal begitu saja dan terima beres. Kalian advokasi, pengawasan langsung ke lokasi," ujarnya.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019