"Kita siap membantu dengan memberikan kredit pembangunan air bersih dan sanitasi. Tetapi kami ingin agar kredit yang kami berikan itu harus terintegrasi," kata Dirut Bank NTT Izhak Edwar Rihi kepada wartawan di Kupang, Senin.
Hal ini disampaikan usai membuka kegiatan workshop kredit mikro air minum dan sanitasi kelompok sistem pemyediaan air minum dan sanitasi (SPAMS) yang diusung water.org sebuah lembaga nirlaba non-pemerintah dalam bidang sanitasi di Kupang.
Baca juga: Bank NTT siap menjadi bank devisa pada 2021
Bank NTT sendiri kata dia mengakui bahwa masalah air bersih untuk peningkatan kesehatan masyarakat serta dalam mendukung sanitasi tidak hanya peran pemerintah dan LSM saja tetapi lembaga keuangan juga, salah satunya adalah tersebut.
Tetapi kata dia rawan jika kredit yang dikeluarkan untuk masyarakat hanya untuk membayar pembangunan fasilitas air bersih dan sanitasi saja.
"Kami ingin agar, selain kredit untuk fasilitas air bersih ada juga kredit untuk misalnya masyarakat bisa usaha apa agar keuntungan dari usaha itu bisa digunakan untuk membayar cicilan kepada Bank NTT yang sudah memberikan kredit itu," tambah dia.
Bank NTT sendiri kata dia siap menganggarkan miliaran rupiah untuk pembangunan fasilitas air bersih dan sanitasi jika memang ada hal lain lagi yang ia sebut dengan integrasi.
Baca juga: Bank NTT persiapkan aplikasi NTT Pay pengganti M-Banking
"Kita masih hitung-hitung lagi berapa kira-kira kredit yang akan kita keluarkan misalnya untuk sanitasi saja, kemudian untuk usaha masyarakat. Tetapi kita akan siapkan miliaran rupiah, hanya saja masih hitung lagi," tambah dia.
Iapun mengatakan bahwa penanganan air bersih di NTT ini memang sangat rumit. Menurut dia sejak tahun 70an banyak LSM yang mencoba mengentaskan masalah ini namun tak pernah ada yang berhasil.
Menanggapi itu, Senior program manager water.org Rachmad Hidayad mengatakan bahwa program kredit pembangunan fasilitas air bersih dan sanitasi itu bisa menjadi pasar bagi Bank NTT juga.
"Kami sudah lama kembangkan program kredit perbankan untuk pembangunan fasiltas air bersih dan sanitasi ini. Nah di luar NTT seperti di pulau Jawa misalnya sudah banyak bank yang mau memberikan kredit untuk pembangunan fasiltas air bersih dan pembangunan sanitasi," tuturnya.
Iapun yakin jika hal ini bisa berjalan dengan baik, dengan dukungan dari pemerintah serta lembaga keuangan sudah pasti angka masyarakat di NTT yang tak punya jamban bisa segera memiliki jamban sendiri.
"Bahkan juga dipastikan masalah stunting bisa diatasi dengan baik. Sebab salah satu penyebab stunting adalah minimnya konsumsi air bersih," ujar dia.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019