• Beranda
  • Berita
  • Pengamat: persoalan pakan perlu diatasi untuk pengembangan perikanan

Pengamat: persoalan pakan perlu diatasi untuk pengembangan perikanan

11 November 2019 16:53 WIB
Pengamat: persoalan pakan perlu diatasi untuk pengembangan perikanan
Ketua Harian Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) Moh Abdi Suhufan. ANTARA/HO Dokumentasi Pribadi

cetak biru budi daya perikanan yang disiapkan juga harus mempersiapkan pula terkait dengan permasalahan pakan.

Pengamat perikanan dan Ketua Harian Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) Moh Abdi Suhufan menyatakan persoalan pakan perikanan perlu diatasi agar pengembangan budi daya perikanan di Indonesia dapat lebih melesat.

"Rencana mengembangkan budi daya perikanan perlu dilakukan tapi dengan terlebih dahulu mengatasi ketersediaan pakan yang saat ini masih dipenuhi dari impor," kata Abdi di Jakarta, Senin.

Apalagi, ujar dia, sekitar 65 persen dari biaya yang dikeluarkan oleh pembudi daya biasanya terkait dengan pakan perikanan.

Untuk itu, ia menegaskan bahwa cetak biru budi daya perikanan yang disiapkan juga harus mempersiapkan pula terkait dengan permasalahan pakan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bakal mengkaji ulang persyaratan yang ada dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait komoditas pakan perikanan karena kemajuan teknologi dinilai telah mengubah sejumlah aspek.

Baca juga: Menteri Edhy dorong Dirjen Budidaya KKP buat terobosan

"Kemarin saya menemui stakeholder dari produsen pakan perikanan. terkait dengan kandungan protein akan kami adakan lagi kajian terhadap SNI pakan," kata Dirjen Perikanan Budi Daya KKP Slamet Soebjakto di Jakarta, Jumat (8/11).

Menurut Slamet, SNI terkait pakan perikanan bisa diubah karena sekarang ada mekanisme teknologi yang luar biasa sehingga untuk pertumbuhan perikanan tidak harus lagi mengandung protein 32 persen, tetapi bisa hanya dengan kandungan 16 persen.

Hal tersebut, lanjutnya, karena telah terdapat suplemen yang dapat meningkatkan berbagai hal untuk menumbuhkan ikan, sekaligus meningkatkan digestability atau daya telan pakan perikanan tersebut.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP menyatakan, pihaknya juga telah menggalakkan program pakan mandiri yang sudah berkembang di beberapa daerah seperti di Jawa Timur, Banten, dan Lampung.

Sebelumnya, FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian PBB) mengapresiasi program terkait kemandirian pakan ikan di Indonesia yang dinilai merupakan contoh baik untuk negara-negara di kawasan Asia Pasifik.

Baca juga: Pelaku usaha apresiasi KKP fokus kembangkan komoditas udang

Kepala Perwakilan FAO Indonesia, Stephen Rudgard, menyampaikan dukungannya bagi Indonesia dalam mencapai kemandirian pakan ikan.

Menurut Stephen, keberhasilan pengembangan pakan mandiri di Indonesia dapat menjadi rujukan tersendiri di tingkat Asia Pasifik.

Terlebih saat ini, lanjutnya, Indonesia dinilai menjadi negara pertama di dunia yang memberikan perhatian terhadap kemandirian pakan ikan yang dilaksanakan masyarakat.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019