Direktur Utama PT Wijaya Karya (Wika) Tumiyana menyatakan bahwa inovasi Building Information Modelling (BIM) Wika selama beberapa tahun terakhir, berhasil mendapat pengakuan dari dunia internasional atas berbagai kinerjanya.Selain itu, BIM juga dapat membuat efisiensi yang sangat signifikan dari sisi kalkulasi biaya dan waktu pelaksanaan proyek
"Kami berhasil menjadi implementator BIM terbaik di dunia untuk kategori, Going Digital Advancements in Bridges & Environmental Engineering," kata Tumiyana dalam acara pembukaan Forum Engineering 10 bertajuk "Future Solution for Life Construction" di Jakarta, Selasa.
Tumiyana memaparkan sebagai sebuah perangkat teknologi, BIM mampu menjembatani konsep perencanaan, perhitungan analisis disain, pemodelan dalam bentuk tiga dimensi, proses anggaran dan biaya, penjadwalan proyek, sampai pelaksanaan pembangunan di lapangan.
Ia juga mengemukakan Forum Engineering adalah agenda yang diselenggarakan secara rutin oleh Wika setiap tahun, untuk menyampaikan, mengelaborasi dan mengkaji implementasi teknologi terbaru dalam dunia konstruksi pada proyek infrastruktur, dalam kaitannya dengan manajemen ilmu keteknikan.
Baca juga: WIKA siap dukung penyediaan infrastruktur Ibu Kota baru
Pada penyelenggaraan yang memasuki tahun ke-10, WIKA mengangkat BIM sebagai tema besar utamanya. Ketua Pelaksana Foreng 10-BIM, Hendrico mengatakan bahwa dengan BIM, subjek yang terlibat dalam suatu proyek dapat bekerja secara kolaboratif dan mengoptimalkan produktivitas SDM sehingga kegiatan proyek berjalan cepat, tepat, akurat, efektif dan efisien selama proses umur siklus bangunan.
"Selain itu, BIM juga dapat membuat efisiensi yang sangat signifikan dari sisi kalkulasi biaya dan waktu pelaksanaan proyek, karena data desain prakonstruksi menjadi sangat detail dan akurat dibandingkan cara hitung konvensional," ucap Hendrico.
Sejumlah prestasi juga telah ditorehkan BUMN konstruksi tersebut, di mana pada ajang kompetisi infrastruktur global tahunan bergengsi selama 21-24 Oktober 2019, Wika yang diwakili oleh Fery Safaria dan Rizky Yusuf Ramadhan berhasil memaparkan dengan gamblang Proyek Design and Build Harbour Road 2 yang memiliki kompleksitas, konsistensi dan kontinyuitas inovasi, efisiensi serta kemandirian BIM yang implementatif guna mengembangkan solusi.
Baca juga: WIKA dapat tawaran proyek KA 850 kilometer di Afrika
Dalam ajang tersebut, Wika berhasil mengungguli dua finalis dari Italia, Italfer S.p.A dan Shenzen Municipal Design & Research Institute, co, Ltd., dari Tiongkok.
Sebagai informasi, ajang International Year of Infrastructure 2019 tersebut diikuti oleh hingga sekitar 60 negara di dunia, 440 organisasi dan 571 nominasi proyek.
Prestasi juara 1 yang ditorehkan Wika pada ajang International Year in Infrastructure 2019 adalah kali kedua dalam dua tahun terakhir.
Pada ajang yang berlangsung di Inggris tahun 2018 lalu, Wika menjadi wakil Indonesia pertama yang berhasil masuk nominasi sekaligus tampil sebagai pemenang kategori Environmental Engineering untuk penerapan BIM di proyek perencanaan penanggulangan bencana longsor di Bogor serta kategori Bridges untuk penerapannya pada proyek pembangunan Flyover Teluk Lamong.
"BIM saat ini telah memainkan peran penting bagi keberhasilan proyek Wika. Penerapannya terbukti mampu memberikan perencanaan yang lebih akurat dan menghasilkan efisiensi dari segi waktu pengerjaan maupun biaya," ucapnya.
Baca juga: WIKA optimistis raih target kontrak baru sebesar Rp61 triliun
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019